Jumat, 27 Februari 2015

(NITANAYOUNG!) I must know the truth , this love right? - Part 4

Facebook        : Nita Yoonita Hanifah
Twitter           : @gbhnmnb @nitaahaniita_ (Lagi ga aktif)
Line                : @nitaahaniita
PIN                 : 7FCAA2C8
IG                   : @nitaahaniita
Ask.fm            : @nitaahaniita


-Part 4

Geng VAS'Z memilih untuk duduk di bangku kantin yang bersebelahan dengan bangku geng ARS'A.
Silvia, pelopor beradanya Al,Vio,dan Zaza disini. Tempatnya cukup aman, karena geng ARS'A tak mungkin melihat keberadaan mereka.
"Vi,, yakin?" tanya Al hati-hati
"Ini tempat aman coy" jawab Via yakin, sangat yakin.
"Ih Via lo malah milih duduk disini ah, gue kan takut kalo Alvin liat  gue, gue jadi malu mau makannya juga, kalo dia gasuka sama cara makan gue, sa..."
"berisik!" desis Via sambil membekap mulut Vio
Vio segera melepaskan bekapan Via, "apaan sih lo!"
"Dieem! gue lagi dengerin percakapan mereka ih!" kesal Via, memang posisi Via lah yang paling dekat dengan posisi para cowok ganteng itu, ARS'A.
Akhirnya, Vio diam sambil mengerucutkan bibirnya.

Al,Vio, dan Zaza lebih fokus memperhatikan raut wajah Via dari pada makanan mereka masing-masing. Terkadang Via mengeryitkan dahinya, memasang tampang bingung, menganggguk-ngangguk, komat-kamit, tersenyum, ia memekik tertahan. Seketika ia membuka mulutnya dan melebarkan mata sipitnya. Membuat ketiga temannya penasaran. Oh tidak! sekarang dia diam, merubah raut wajahnya menjadi sangaaaat datar. Seketika Silvia menarik tangan ketiga temannya.

"Ada apa vi???"
"Apa woy ada apa?"
"Ngapain lo narik kita kesini!"
"Ih apaan sih?"
"Vi, kok lo diem aja sih?"
"Weyy sadar!" ucap Vio sambil melayang-layangkan telapak tangannya di depan wajah Via
"Vi! ih lo ya!" Zaza langsung menginjak kaki Via.
"Sakit tau!" rutu Via
"Ya abis lo kenapa sih!" sahut Zaza
"AAAAAA!!!!!" Via tiba-tiba bersorak senang
"Gila lo!" kata Al
"Nanti, pulang sekolah gue bakal ceritain semuanya. Oke?!!!"
Vio, Al, dan Zaza mengerutkan keningnya.
"Lo pada kerumah gue ya? langsung!!! kalian ga pada bawa mobil kan?? hari ini gue bawa. Jadi kita langsung cus ke rumah indah gue. Okeeey????" ajak Via tanpa meminta persetujuan dari ketiga temannya, ia langsung melesat pergi.

--------------

"Vin mau kemana?" teriak Ray
"Pulang!" sahut Alvin kasar
"Woy vin, ini masih jam pelajaran. Masih ada dua pelajaran lagi! Lo gila mau pulang sekarang?" tanya Stev
"Gue ga peduli!
"Lo Ketos vin! Masa lo mau berbuat seenaknya!" sahut Aga
"Gausah bawa-bawa jabatan gue! Gue juga manusia! punya hati! gue lagi mau sendiri! gue ga peduli apa jabatan gue!" teriak Alvin. Untung di kelas ini, hanya ada mereka berempat, karena sekarang pelajaran olahraga, dan teman-temannya sudah menuju lapangan.
"Vin, lo kenapa?" tanya Ray lembut sambil mendekati Alvin yang berada di ambang pintu kelas
Alvin diam sejenak. "Gue mau pulang" jawabnya datar
Stev dan Aga menghampiri mereka, "Vin, lo ada masalah? Maaf" ucap Aga
"Udahlah, gue mau pulang sekarang" ujar Alvin sambil memaksakan seulas senyuman
"Vin.."
-----------------

Alvin sudah berada dalam mobilnya, sejenak ia menutup matanya dan hampir saja setetes air mata jatuh di pelupuk matanya. Seketika rahang Alvin sedikit mengeras, tangannya terkepal dengan kuat. "Arrggg!!" teriaknya tertahan.
Ia langsung melajukan mobilnya keluar gerbang, tak memperdulikan satpam yang bertanya padanya setelah membukakan gerbang tersebut untuk Alvin.

Alvin menghentikan mobilnya di pinggir sebuah danau, ia keluar dengan wajah yang entahlah, sedih, kesal, marah, ah perasaannya sedang hancur mungkin.
Ia duduk di tepi danau sambil memandang jauh ke depan dengan pandangan kosong.
"Apa yang gue rasain setiap liat lo vi.." ujarnya lirih
"Arggghhhh!!" teriaknya sangat keras, ia ingin melepaskan beban yang ada dihati dan pikirannya saat ini.
Ia kembali teringat, kejadian pagi tadi, ah tidak! keajadian tadi saat istirahat. Ia melihat Viona, iya Viona, sedang berjalan keluar dari kamar mandi, dan ia juga melihat seorang laki-laki, Mahesa. Dengan gerakan cepat, Mahesa menarik lengan Viona ke belakang sekolah. Alvin mengikuti mereka. Tanpa disangka, Mahesa mengutarakan perasaannya pada Viona, "sakit!" itulah yang dirasakan Alvin setiap mendengarkan untaian kata dari Mahesa pada Viona. Alvin menatap wajah Viona ketika itu, bisa dilihatnya keterkejutan dari raut wajahnya, Viona diam, seakan ia telah membeku. Ketika Viona akan membuka mulutnya untuk mengucapkan seseuatu, Alvin langsung melesat pergi, ia takut jika ia harus mendengar kata yang lebih menyakitkan hatinya, kata "iya" dari mulut Viona.

"Gue baru tau vi, gue bener-bener sayang sama lo. Lo sadar ga sih? tiap gue liat lo merhatiin tingkah laku lo, gue inget sama bidadari kecil gue. "
"Apa itu lo?"
"Ya! gue sadar, gue salah, sangat salah. Gue terlalu gengsi vi buat deketin lo, bahkan sahabat gue pun gatau kalo gue suka sama lo. Ah sahabat gue tau, tapi bukan dari mulut gue sendiri" lirihnya memaksakan senyum
"Harusnya tuh yang lo lempar pake bola voli waktu itu gue, bukan Mahesa. Kaya 11 tahun lalu."
"Apa yang harus gue lakuin, kalo lo udah jadi milik Mahesa. Gue berharap lo ga nerima dia!"

Alvin membaringkan tubuhnya diatas rumput-rumput hijau itu, ia menyilangkan tangannya di belakang kepalanya dan menutup matanya.

"Gue butuh tidur kayanya" ucap Alvin

----------------

"HAAAAHHHH?!!!!!!" kaget Al, Vio dan Zaza ketika mendengar ucapan Via.
"Iya, yang ngasih bunga mawar putih itu Aga!" ucap Via sarkatis
"Ada lagi ni info yang gue dapet, yang waktu dikantin ituloh, yang Ray sama Aga teriak nyebut nama kalian berdua" ucapnya menunjuk Al dan Zaza
"Ray suka sama Al, Aga suka sama Zaza. Waktu itu mereka berdua lagi ngelamun, terus sama si Stev dikagetin. Mereka langsung teriak nyebut nama lo Al, Za" lanjutnya
"Ciyeeeeee!!!!" ledek Vio. Al dan Zaza diam saja mencerna kata-kata dari sahabatnya itu, Via.
"Dan yang paling mengagetkan......" Via berhenti sejenak
"Stev, dia suka sama gue!!!!"
"WHATTTTTTTTTTTTTT!!!!!!!!!!!!"
Via menutup kedua kupingnya sambil meringis.
"Mimpi apa ya gue?" ucap Via
Al dan Zaza meledek Via habis-habisan. Sedangkan Vio hanya diam sambil mentap kosong.
"Vi, kenapa?" 
Vio menggeleng.
"Heh, gue temenan sama lo dari TK ya Viooo, lo pasti lagi mikirin sesuatu! ayo bilang?!" paksa Via
"Via, lo ga denger Alvin ngomong apa gitu? tentang gue" kata Vio lirih
Via tertegun. Via tersenyum simpul, "Dia cuma diem aja tadi, bukan berarti dia gasuka sama lo vi, lo yang sabar, menurut gue Alvin itu terlalu gengsi. Percaya sama gue" jelas Via
"Ah yaudah lah ya, gue juga punya cerita" kata Vio sambil tersenyum namun kemudian kembali murung
"Apa?" tanya Zaza, ya memang cewek tomboy ini tidak suka basa-basi, ia suka langsung to the point.
"Mahesa.... dia nembak gue"
Al, Zaza, dan Via membelalakkan matanya
"Lo jawab apa?" tanya Al
"Gue belom jawab"
"Terus?" kata Zaza
"Gue bilang butuh waktu"
"Alvin?" sahut Via
"Gue pusing ah! Gue pulang duluan ya, kayanya butuh istirahat!"
"Heh pulanng naik apa?" tanya Via
"Gue udah nelpon taxi ko, ada didepan"
"Okedeh, hati-hati ya. Kalo lo udah siap cerita. Ceritain sama kita." kata Al
Viona mengangguk
------------------

Huaaaaa!! Mulai rumit!!, gimana sih masalalunya Alvin?. Al, Zaza, sama Via punya doi nih yeee.Hah? Mahesa nembak VIOO?? Jawaban Vio apa ya ke Mahesa? Mau kalian apa? Vio nerima atau nolak???
HAHA. belom klimaks banget ini.

Penasaraaaannn??? tunggu aja part selanjutnya!






Kamis, 26 Februari 2015

(NITANAYOUNG!) I must know the truth , this love right? - Part 3

 Ini diaaa part 3 nyaaa! ohh iya nih, kalo mau kenal deket sama gue, add aja Facebooknya  "Nita Yoonita Hanifah" untuk twitter maaf, twitter gue lagi bermasalah. Oke? Kalo bisa promosiin Cerbung ini ya! CEKIDOOOT!!

-Part 3

"Mamaaaaa liat jepit rambut Vio yang warna pink gaaaa?" teriaknya dari lantai atas
"Coba liat di atas meja deket rak bukuuuuuu" tak kalah teriak mamanya
"Gaadaaaaaaa" teriak Viona sambil menuruni tangga dengan cepat
"Gaada ma" ulangnya setelah menghampiri mamanya di dapur
"Yee, gatau kalo gitu. Pake jepit lain aja." kata mama Ulfa cuek
"Ih mamaa" Viona memberengut
"Cantik, kalo nyimpen barang tuh yang apik, masa jepitan ada di dapur, malem-malem lagi. tuh jepit kamu ada di atas meja kamar mama." ucapnya sedikit ditekan, cuek, namun peduli
Viona nyengir, "Sarapan sana, makanan udah siap" lanjut mamanya
Viona mengangguk, setelah mengambil jepit rambut dan memasangnya di rambutnya ia bergegas sarapan.
"Papah mana ma?" tanyanya tak melihat kehadiran papahnya di meja makan
"Masih tidur, papah kamu capek banget keliatannya, habis sholat subuh langsung tidur lagi" jelas mamanya
"Emang ga kerja?"
"Libur katanya"
"Lah, terus Vio dianter sekolah sama siapa? Mang Ujang kan lagi sakit." ucap Viona setengah panik
Mama Ulfa diam sebentar, kelihatannya ia sedang berpikir.

Tingnooong Tingnooong
Viona segera berlari kearah pintu utama rumahnya, seketika ia diam, lalu mendelikkan matanya.
"Ngapain lo?" tanyanya ketus
"Berangkat bareng yuk!" ajak orang itu
"Siapa Vi?" tanya mamanya dari dalam sambil berjalan mendekat.
Orang itu tersenyum ramah kearah mama Ulfa,
"Temen kamu?" tanya mama Ulfa melirik kearah Viona
"Taudeh" ucap Vio acuh
"Halo tante, iya saya temennya Vio. Mahesa" ucapnya memperkenalkan diri
"Mau ngajak Vio pergi sekolah bareng ya?" tanya Mama Ulfa tersenyum
Mahesa mengangguk, "Boleh kan tan?"
"Boleh banget! ayo Vio sana berangkat sama yang katanya temen kamu ini" kata Mama Ulfa sambil tersenyum jahil.
Viona menatap Mahesa tak suka, lalu menatap mamanya seakan menolak perintah mamanya. Mama Ulfa yang mengerti maksud dari tatapan anaknya segera berbicara
"Papah masih tidur, Mang Ujang sakit. Gimana?"
Viona memberengut, lalu masuk kedalam rumah mengambil tas sekolahnya.
"Ayok!" katanya setelah kembali ke pintu utama
Mahesa tersenyum senang, "Pergi dulu tante" ucapnya sambil menyalimi Mama Ulfa
"Pergi dulu ma" pamit Viona menyalami mamanya dan mencium kedua pipi mamanya
Viona segera berjalan duluan ke tempat parkir motor caviga biru milik Mahesa.
"Eh Vio!" panggil Mahesa
"Hati-hati ya, awas kalo anak tante kenapa-napa" ucap Mama Ulfa pada Mahesa
Mahesa tersenyum kearahnya "Siap tante!" ucapnya seraya menyusul Viona yang sudah sampai di tempat parkir motornya

Mahesa menstater motorrnya setelah memakai helm fullfacenya, "Naik, nih pake helmnya" suruhnya pada Viona. Viona memakai helm yang diberikan oleh Mahesa dan segera menaiki motor milik Mahesa, "ini karena gue gaada yg nganter ya" ucap Viona menekan setiap kata yang ia ucapkan. Mahesa tidak memedulikannya, ia langsung tancap gas.

----------------------
Alvin melepas helm fullfacenya dan turun dari motor caviga merahnya. Ketika hendak melangkah, ia melihat sebuah motor caviga biru yang berhenti tepat di sebelahnya. Ia mengenali kedua orang yang ada diatas motor itu, "Viona" batinnya, ia melihat seorang laki-laki yang telah melepas helm fullfacenya itu, "Mahesa" batinnya lagi. Alvin segera melangkahkan kakinya dengan cepat menjauhi kedua orang ini.
"Aduhh" rintih seorang gadis yang  ditabraknya
"Sorry sorry, gue buru-buru" kata Alvin cepat sambil membantu gadis itu berdiri
"Gapapa ko, eh Kak Alvin?" katanya setelah menyari bahwa yang menabraknya adalah Kak Alvin
"Eh lo yang kemaren pas kumpul OSIS itu ya, siapa nama lo?"
"Alisa kak, panggil Acha aja" ucapnya
Alvin mengangguk kan kepala, "Yaudah gue duluan ya" pamit Alvin
Acha mengangguk.
Setelah ia melihat Alvin sudah berlalu dari hadapannya, ia tersenyum senang, sangat senang.
---------------------

"Vioooooo, lo harus tau, lo harus tauuuuu!!!!!!" ujar Via heboh dengan suara toaknya
"Apaan sih?!" tanya Vio heran, karena dia baru saja memasuki kelasnya, baru diambang pintu malah.
Via langsung menarik tangannya menghampiri Al dan Zaza.
"Liaaaat Viooo Liaaaat!!!!! Ini apaaaaa?" tanya Via lebih heboh dari tadi
Viona mengeryitkan dahinya, "ini bunga, kenapa?" tanya Viona
"Ih! Iya iini emang bunga. Maksud gue bukan itu, lo gamikir apa buat nanya itu dari siapa? buat siapa?" tanya Via kesal.
Viona nyengir, "iya deh iya, ini dari siapa? buat siapa?"
"Ini dari seorang secret admirer buattttt Zazaaa!!!!" ucap Via sambil menggoyang-goyangkan bahu Viona
Viona hanya diam membiarkan bahunya digoyangkan oleh Via, setelah menyari apa yang dikatakan Via, Viona langsung berteriak. "Haaaaahhhhh?!!!!, serius lo!!!!!" ucap Viona kaget, melebihi suara toaknya Via tadi
"Iya tau!" sahut Via
"Za, yang bener za?" tanya Vio pada Zaza, ingin mengetahui apakah ucapan yang ia dengar dari Via memang benar adanya.
Zaza mengangguk malu-malu.
"Ceilaah, tomboy loo seketika ilang" sindir Alyssa
"Tadi, pas gue baru masuk kelas, gue liat si Zaza pipinya merah banget sambil senyum-senyum sendiri gitu, pas gue tanya, rupanya ini nih" Jelas Al sambil menunjuk bunga tersebut
Zaza menundukkan kepalanya, pipinya kembali memerah.
"Ini, ada suratnya, lo baca nih. Gue sama Silvia udah baca" lanjut Alyssa, oke panggilannya Al.
Viona segera membaca surat tersebut, "So sweetnya sih secret admirernya Zazaku iniii, ah! ciyeeh!" ledek Viona sambil mencubit pipi Zaza pelan
"Kira-kira siapa ya?" tanya Sivia
Vio,Zaza,dan Al menggedikkan bahu.
"Nah! kita harus cari tau!!" tegas Via
"Ah lo mah, hobby banget nyeledikkin. Kaya detektif aja. Kemaren aja lo ngajak kita nyelidikkin maksud ucapan si Ray sama Aga dikantin. Sekarang nambah lagi ini" kata Vio melengos
"Nah! yaudah sekalian itu." kata Via

Teeeeeeeeeeeeeet

"Pake bunyi lagi tuh bel" rutu Silvia
Mereka bergegas duduk ditempat masing-masing. Via bersama Vio duduk didepan Al dan Zaza..
---------------------

Senin, 23 Februari 2015

(NITANAYOUNG!) I must know the truth , this love right? - Part 2

Halo kawaaaan, para pembaca yang gue cintaiii. Part ini gapanjang panjang amat sih, gapapalahya. EH! jangan bosen-bosen baca cerita gue ya guys! gue harap kalian semua suka! Yawudah lah ya, langsung aja CEKIDOT!!! SELAMAT MEMBACAAAAAA!!!!

-Part 2

Viona berjalan menuju kantin bersama ketiga temannya, Silvia, Alyssa, dan Zaza. Viona asik memainkan I-phone ditangannya, Silvia berjalan sambil memakan snack yang tadi pagi dibelinya sebelum masuk kelas, sedangkan Alyssa asik mengobrol dengan Zaza. Mereka berjalan membentuk dua deret, Viona sejajar dengan Silvia, dan dibelakangnya Zaza bersama Alyssa. Setelah sampai di kantin, mata mereka bergerak melihat kesana kemari.
"Tuh kosong" kata Silvia sambil menunjuk kearah meja yang paling ujung.
"Yaudah, yuk" ajak Alyssa
"Mau pada pesen apa lo semua?" tanya Zaza, cewek berperawakan tomboy.
"Bakso aja gue mah" jawab Alyssa
Zaza menolehkan pandangannya pada Viona dan Silvia, kira-kira matanya itu berkata "kalo lo semua mau pesen apaan?". Viona yang sudah mengerti maksud dari Zaza segera menjawab, "bakso aja sama kaya Al" ucapnya sambil menyimpan I-phonenya keatas meja. "Sama ajalah gue juga" ucap Silvia.
"Yaudah, sama semua ya? ada yang gamau pake mie, sayuran, atau apa gitu?" tanya Zaza lagi.
"Gue gapake sayuran" ujar Silvia
"Gue jangan pake mie kuning" kata Alyssa
"Gue gapake bakso" ucap Viona
"Yeh, yang bener dong! yakali gapake bakso!" rutu Zaza
"Gapake sayuran" ucap Viona lagi sambil nyengir.
"Eh, udahlah ya campur semua, gue bingung jadinya!" kata Zaza
"Ih lo mah! yaudahlah boleeeh, serah lo!" sungut Silvia.
 Zaza nyengir sambil menggaruk pelipisnya.
"Yaudah gue pesenin dulu!" ujar Zaza.
"Via, lo ngasih nomer gue ke si cowok rese?" tanya Viona setelah Zaza pergi
"Siapa tuh?" balik tanya dari Via
"Si Mahesa" ujar Vio malas
"Hehe, iya"
"Isshh lo mah!" kesal Vio sambil memukul bahu Via pelan
Via nyengir tanpa dosa.
--------
"Eh Ray, gimana kalo kita majuin aja jadwal rapatnya?"
"Bolehsih, jadi kapan?" tanya Ray
"Sekarang aja, pas bel masuk langsung kita umumin"
"Yaudah serah lo, ketosnya juga lo"
"Ih gue minta pendapat lo, lo kan waketos bego!"
"Iya gue setuju!" kata Ray melengos.
Teeeeet Teet Teeeeet. *anggap bunyi bel masuk*
"Nah itu dia!"ujar Alvin
Alvin segera berlari menuju ruang guru untuk meminta izin dulu pada pembina OSISnya, Bu Prapti.
"Ayo Ray!" teriaknya dari jarak sekitar dua meter didepan Ray.
"Gue nyusul!" teriak Ray lalu berjalan memasuki kelasnya.
Alvin menggedikan bahu lalu berlari lagi, takutnya Bu Prapti sudah masuk kedalam kelas yang akan diajarnya. Kalo sudah begitu, ia harus mencari kelas mana yang sedang diajar oleh Bu Prapti, jadi biar lebih mudah dia harus segera ke ruang guru untuk bertemu Bu Prapti sebelum guru itu meninggalkan ruang guru.
"Assalamu'alaikum bu" sapa Alvin yang sudah duduk didepan kursi meja Bu Prapti
"Wa'alaikumsalam, ada apa Alvin? tanya Bu Prapti
"Saya mau minta ijin ngadain rapat buat classmeeting sama pensi bu"
"Kapan?"
"Sekarang sampai bel istirahat" jawabnya
"Yaudah boleh kok, tapi kamu harus buat surat ijin dulu dari piket terus kasih ke guru yang pelajarannya kamu tinggalkan hari ini. Nanti kamu umumkan juga ke semua anggota OSIS untuk melakukan hal yang sama dengan kamu. Mengerti?"
Alvin menganggguk.
"Terimakasih bu" ucapnya berpamitan pada Bu Prapti.
-----------
"Pengumuman, seluruh anggota OSIS kelas 11 dan 12, harap berkumpul di ruang OSIS sekarang, sekali lagi, seluruh anggota OSIS kelas 11 dan 12, harap berkumpul di ruang OSIS sekarang. Terimakasih" ucap Alvin mengumumkan maksudnya di microphone ruang piket sekolahnya.
"Heh Vin!" panggil seseorang ketika Alvin baru keluar dari ruang piket
"Eh, Hai bro!" sahut Alvin
"Anjir banget lo, ngumpul OSIS pagi-pagi ini, pas pelajaran pertama. Sampe kapan?"
Alvin nyengir, "Bel istirahat, hehe"
"Ayo kita ke ruang OSIS bro, kayanya mereka udah pada ngumpul"
"Eh, ko lo ga ngumpul di ruang OSIS sih Ga?"
"Kebetulan gue tadi lewat sini, yaudah nunggu lo sampe keluar dari piket. Ceritanya sih biar bareng ke ruang OSISnya"
"Jomblonya keliatan banget lo!" cibir Alvin
"Jomblo teriak Jomblo wooo" teriaknya
"Alvin, Aga!" teriak Ray
"Cepetan ke ruang OSIS! malah pacaran disini kalian!" ucap Ray melengos
"Sarap lo!" teriak Aga
------------
"Semoga classmeeting dan pensi kali ini berjalan lancar ya, nah untuk panitia yang sudah saya bagi tadi, mohon kerjasamanya, kerjakan tugas kalian masing-masing dengan sangat baik. Oke, kita tutup rapat kali ini. Terimakasih."
"Ohya, saya pamit duluan, ada urusan lain yang harus saya selesaikan"
Alvin berjalan keluar duluan dari ruang OSIS  setelah berpamitan.
"Eh, kak?" panggil seorang gadis yang merupakan adik kelas Alvin, kelas 11.
"Iya?" tanya Alvin
"Gajadi deh ka" ucapnya
Alvin mengeryitkan dahinya, "ngomong aja"
"Ga, gaada apa-apa ko ka. Tadi kaka kan ada urusan ya, yaudah aku duluan, hehe" ujarnya melesat pergi
Alvin mengangguk heran.
"Eh Vin!"
Alvin memberengut, "lagi-lagi ada yang menahannya untuk pergi"
"Apaan sih Stev! gue kebelet pipis nih!"
"Anjir, lo bilang sama anak-anak tadi ada urusan!" celoteh pria tadi, Steven
"Bacot lo ah! udah gue kebelet!" ujar Alvin segera berlari menuju toilet
-------------
Alvin keluar dari toilet sambil bersenandung kecil, karena sekarang jam istirahat, ia memutuskan untuk pergi ke kantin. Matanya menari-nari ,mencari meja yang kosong. Akhirnya matanya tertumpu pada ketiga sahabatnya, Ray, Steven, dan Aga. Ia berjalan kearah mereka,
"Haloo mameeen!!" sapa Alvin
"Udah vin pipisnya udah?" sindir Steven dengan suara cukup keras
"Anjir lo, gausah suara toak bisa ga?" ucap Alvin sambil menoyor kepala Steven
"Saya pamit duluan, ada urusan lain yang harus saya selesaikan" kata Steven menirukan perkataan Alvin saat berpamitan kepada anak-anak OSIS tadi.
"Amit-amit lo stev!" Alvin melengos
Aga dan Ray hanya diam saja menikmati nasi goreng pesanan mereka. Alvin mengeryitkan dahinya dan menatap Steven, matanya seolah berkata "kenapa mereka?"
"HEHHHH!!!" teriak Steven menggebrak meja.
"Alyssa!"
"Zazaaa!"
Teriak mereka bersamaan. Alvin dan Steven tertawa ngakak, kini seluruh penghuni kantin menjadikan meja mereka sebagai perhatian,
"Ada yang jatuh cintaaaa, haha" tawa Alvin
"Sialan lo!!!" teriak Ray
"Gila lo pada!" sinis Aga
"Udah-udah, tenang guys tenang." Ucap Steven sambil menenangkan kegaduhan yang terjadi.
"Ray, lo suka sama si Alyssa?" tanya Steven seperti seorang ayah yang bertanya pada anaknya.
"Gue juga gatau" jawab Ray lesu
"Lo suka sama Zaza?" tanya Steven pada Aga
Aga menganggukan kepalanya,
"Gue suka sama Silvia" ucap Steven polos
Seketika pandangan ketiga temannnya beralih pada Stev,
"Apa kalian? Naksir sama gue? Ih najiss!" ucap Stev bergidik.
Ray,Alvin,dan Aga melengos.
"Berarti kita suka sama geng "VAS'Z" guys!" ungkap Stev
Ray dan Aga mengangguk.
"Alvin! gue yakin lo suka sama Viona!" ujar Stev
"Heh kodok, tanya dulu sama orangnya" ucap Aga
"Gaperlu guys! gue udah tau kalo si Alvin suka sama Viona!" ujar Ray semangat
Ketiganya menatap Alvin dengan penuh pertanyaan.
"Engga" elak Alvin datar
"Gausah bohong, gue tau ko Vin, kemaren lo bener-bener merhatiin Viona sama Mahesa. Gue tau kok, lo cemburu sama Mahesa, gue kasih tau sama lo, Mahesa bukan siapa-siapanya Viona, lo bisa dapetin dia vin. Ayo jangan kalah start sama Mahesa." ucap Ray
"Gue gatau" ucap Alvin sekenanya
"Udah jangan mellow mellowwan gini, oke guys! gimana kalo kita mulai deketin mereka, bareng bareng aja cuy! setuju?"
Alvin menggeleng,
"Gue ga tertarik" ujarnya kemudian pergi.
"Vin?!" panggil Stev
"Udah Stev, dia lagi butuh sendiri" tahan Ray saat Stev akan mengejarnya
"Gue setuju" sahut Aga
Ray menganggukan kepalanya.
"Deal!" ucap mereka bertiga
---------------
"HEHHHH!!!"
Brukkkk!
"Alyssa!"
"Zazaaa!"
Seketika geng VAS'Z tersentak mendengarnya, terutama Al dan Zaza,
"Busett gila, suara siapa tuh!" rutu Viona
"Nama gue itu!" sahut Zaza
"Nama gue juga itu" sahut Al
Silvia berdiri dari duduknya dan mencari sumber suara yang mengagetkannya tadi,
"Oh god!" ucap Via tertahan
"Kenapa Vi?" tanya Viona
"Geng ARS'A" ucap Via
Semua melihat kearah yang ditunjukkan Via.
"Ngapain mereka nyebut nama gue sama Al" heran Zaza
"Kita harus cari tau oke?" tanya Via
 Mereka serentak menganggukan kepala.



Hayyyyyyyyyyyyyyyy!!! Next jangan? Next jangan? oke, maafkan bila cerita ini begitu membosankan, gabagus, atau apalah. Maafkan ya maafkan, hehe.
Author berdoa semoga kalian suka sama cerita ini dan nunggu kelanjutannya!!! hhi.
Aamiin.
Salam kangen dari Author buat para pembaca tercinta, mwah!



Jumat, 20 Februari 2015

(NITANAYOUNG!) yagitudeh

Hello guys! Pertama-tama, maapin gue yak, soalnya part 2 nya belom di pos, hehe. Sebenernya sih author udah buat, cuma takutnya kependekan, jadi mau author sambung lagi biar panjang, biar yang baca enak *jiaah*.
Oke, gini teman-teman, gue ini lagi sibuuuuuuuk banget!! Lo tau lo tau??? hari ini sama besok tuh gue Pra-UN taugaa?? aiiissh. Gue nyempetin deh buat ngasih kabar ke lo pada HAHA.
Ohhiyaa, evaluasi buar cerbung ,

I must know the truth , this love right? - Part 1

gue suka banget sama nama Alvinnya. Lo tau kenapa? gue sempet baca cerbung icil, judulnya *sensor*, gue suka banget sama karakternya, dan juga nama panjangnya "Alvin Jonathan Sindunata" tapi gue cuma ngambil nama awalnya aja disini. Eitts jangan salah, gue gacopas ceritanya kok, gue cuma copas nama depannya doang. Ya boleh dong.

Ngomong-ngomong ini udah malem, besok gue harus bangun pagi karena Pra-UN yasudah sekian dulu yaaak! baaay, salam kangen mwahh!!!

Eh tunggu, jangan lupa doain gue ya, gue udah kelas 9 nih^^

Author mau BOCAN dulu,, big love!

Sabtu, 14 Februari 2015

(NITANAYOUNG!) I must know the truth , this love right? - Part 1

 haloooo! salam kenal semua!!! baca ya baca,, hehe. Yaudaaa, selamat membaca!!!!!!!!!!!! Hiyaaaaa!! *aisshh*


-Part 1

"Mahesaaaaaaa!!! awas lo ya!" teriak seorang gadis berparas cantik sambil memegang sebuah bola dibelakang kepalanya sekaligus berlari dengan cukup kencang. Rupanya ia sedang mengejar seseorang, yap! Mahesa, nama cowok yang daritadi diteriakinya.
"Ih! Lo nyebelin banget sih! Aiishhh! Bete gue sama lo!" teriak gadis tersebut lagi sambil mengakhiri larinya. Padahal, jarak antara dirinya dengan Mahesa hanya tinggal 2 meter lagi jika mahesa tidak menambah kecepatan larinya, namun rupanya dia sudah terlalu lelah untuk melangkahkan kakinya lagi.
Buggg!!!
"Rasain tuh! pingsan pingsan lo!" rutu si gadis setelah melihat lemparan bolanya tepat sasaran, tepat mengenai kepala Mahesa.
"Gue rasa tenaga lo itu tinggal 2 persen deh, soalnya lemparan lo gabuat kepala gue pusing, apalagi buat gue pingsan." Ujar Mahesa sambil berjalan mendekati si gadis
"Oh gitu, tapi tetep sakit kan? secara itu bola voli, cukup dong buat kepala lo sakit walau lemparannya pelan? iyakan?" tanya si gadis yang lebih tepatnya mengejek.
"Engga tuh" cuek Mahesa
"Jangan jadi pembohong, buktinya liat tuh tangan lo, lagi ngusap-ngusap kepala" kata si gadis sambil tertawa puas.
Sebenarnya Mahesa memang merasakan sakit dan sedikit pusing tadi. Namun ia pura-pura terlihat biasa saja, tanpa disadari sedaritadi tangannya sedang mengusap-usap kepalanya."bego banget sih gue" rutunya dalam hati.
"Yeeee, gue lagi ngusap keringet lagi" elak Mahesa setelah ia terdiam cukup lama.
"Gau..."
"Ah udah, mending kita ke kelas! bel udah bunyi tau ga?, waktunya pelajaran bahasa Inggris. Lo mau kena hukuman karena telat masuk kelas?"  Ujar Mahesa memotong kata-kata yang hendak diucapkan si gadis. "Gue pasti kalah kalo adu ngomong sama dia" kesalnya dalam hati.
Dengan gerakan cepat, Mahesa langsung menggenggam tangan si gadis dan membawanya secara paksa ke kelas.
"Dasar cowok gila" gumam si gadis.
 -----------
"Heh bro, lagi liatin siapa lo?"
"Issh, bikin gue kaget aja lo!" ujarnya kesal
"Lo lagi liatin Viona sama Mahesa? lo naksir Mahesa ya? eh, kan lo cowok. Oh gue tau,, lo naksir sama Viona ?!! ah! lo cemburu ya liat mereka berdua? ngaku lo!!!" tebak dan tuduh Ray dengan sangat antusias.
"Banyak omong ah lo! so tau! ayo ke kelas!" ajaknya sambil berjalan duluan meninggalkan Ray sendirian.
"Tungguin bego!" seru Ray
-----------
Tok,tok,tok...
"Masuk" ucap seorang wanita paruh baya dari dalam ruangan
"Permisi bu, maaf saya telat masuk. Tadi habis,, ee, habis, habis dari ruang olahraga nyimpen bola voli. hehe" ujar Viona gelagapan, masalahnya dia telat gara-gara bertengkar dengan Mahesa. "Masa sih dia harus bilang sejujurnya? bisa mati dong!" pikirnya.
"Saya tau kamu telat" kata Bu Risa dengan tampang judesnya. "Kamu, kenapa kamu telat?" tanyanya pada Mahesa.
"Sama bu, nyimpen bola voli ke ruang olahraga"ucap Mahesa dengan wajah santai.
Bu Risa kembali melanjutkan aktivitasnya, menjelaskan perbedaan arti dari kata "for" dan "to".
"Ngapain kalian masih diem disitu?" tanya Bu Risa
"Ibu kan belum nyuruh kita duduk" ucap Mahesa polos.
Viona mengangguk.
"Duduk sana, awas jangan diulangi lagi!" ucap Bu Risa ganas, bisa dibayangkan jika Bu Risa adalah jelmaan dari seorang harimau yang sedang kelaparan.
"Eh,eh,eh tunggu! masa kalian mau belajar Bahasa Inggris tapi pake baju olahraga? cepet ganti!" sentak Bu Risa
Viona dan Mahesa mengangguk dengan cepat lalu menuju bangku masing-masing dan mengambil baju gantinya (baju batik sekolahnya dengan kebawahan berwarna abu-abu).
"Permisi bu" pamit mereka sebelum menuju kamar mandi untuk berganti pakaian.
"Cepet!" tekan Bu Risa.
Kemudian Bu Risa melanjutkan kembali aktivitas mengajarnya, setelah terpotong dua kali akibat ulah Viona dan Mahesa. *padahal sih salah dia sendiri pake marah-marah, ih author keselll!*
------
"Eh maaf" ucap seorang gadis sambil membersihkan tumpahan minumannya yang mengenai baju seorang cowok berperawakan menarik itu.
"Gapapa gapapa, bisa bersihin sendiri kok" kata si cowok
Si gadis mendongakkan kepalanya cepat, melihat wajah si korban yang belum ia ketahui. Karena setelah insiden tadi, ia langsung membersihkan kotoran-kotoran di baju si cowok tanpa melihat kearah wajahnya.
"A,al,al-al,vin" ucap si gadis gugup.
Alvin, nama orang yang ia sebut tadi menaikkan sebelah alisnya.
"Kenapa lo? penderita gagap?" tanya Alvin sarkatis
Si gadis segera menggelengkan kepalanya, "ya gue kira siapa gitu, ternyata elo" ujarnya
"Oooh" gumam Alvin sambil menaik-turunkan kepalanya.
"Sorry yang tadi" ucap si gadis tulus.
"Gapapa Vi, yaudah gue pulang duluan" pamit Alvin
"Eh tunggu," cegah si gadis.
"Apalagi?"
"Bawa aja nih saputangan gue buat bersihin baju lo, hehe"
Alvin menggedikkan bahu lalu menerima tawaran dari si gadis.
"Thanks" ujarnya
--------
 "Hoaaaam" ucap Viona sambil mengangkat kedua tangannya keatas. Ia mengedip-ngedipkan matanya beberapa kali, setelah merasa pandangannya sudah baik ia menolehkan matanya kearah jam dinding di kamarnya. "udah jam 5 sore aja" pikirnya
Let's go 
S.I.S.T.A.R, Sistar
Baby stop breaking my heart (Oh no) 
You heard me? No more next time! 
I hope you got that boy
Hey girls, it's going be alright

Hey boys, better make it right
Hey girls, we got ya back 
Got ya back Got got got got ya back
(Sistar -  Ma Boy)
"Halo?" sahut Viona mengehentikan dering ponselnya.
"Halo cantik! lagi apa?" tanya seseorang di sebrang ponselnya.
"Lo siapa?" tanya Viona yang memang tidak mengenali nomer penelponnya sejak awal.
"Mahesa, hehe"
"Apa lo?  Ngapain nelpon gue? Dapet nomer gue darimana?" tanya Viona dalam satu tarikan napas.
"Eh santai dong, ya gue kangen aja sama lo, gue dapet nomer lo dari si Silvia. Gapapakan?"
"Ada perlu apa?" tanya Viona menghiraukan pertanyaan sang penelpon, Mahesa.
"Gue cuma kangen sama lo kok" ujar Mahesa polos.
"Gapenting banget sih! udahlah gue mau mandi!" sahut Viona dan langsung memutus sambungan teleponnya.
"Cowok rese, bisa-bisanya dia bilang kangen sama gue, aissh" gumam Vioana lalu memasuki kamar mandi yang berada didalam kamarnya.
-------
Viona sedang mematut wajahnya dicermin, ia menaburkan bedak bayi diatas tangannya, menggosok-gosokkan kedua tangannya sebentar, lalu mengusapkannya perlahan ke wajahnya.
"Alvin, dia tau ga ya kalo gue tuh sebenernya suka sama dia?" gumam Viona sambil mengingat kejadian tadi siang sebelum pulang sekolah.
"Ah bukan itu masalahnya, masalahnya Alvin suka ga ya sama gue?" tanya Viona pada dirinya sendiri, ia menghentikan aktivitasnya sebentar lalu memberengut. "Ah kayanya engga" batinnya
Drrt..Drrt..Drrt..
Viona segera mengambil ponselnya yang tergeletak diatas kasurnya,
Selamat, kuota 50mb sudah, blablabla -bacanya dalam hati
"Halah gue kira apa, cuma sms beginian" ujarnya melengos.
Viona kembali mematut wajahnya di cermin, setelah selesai ia duduk diatas kasurnya. Ia bingung apa yang harus ia lakukan sekarang, jika hanya diam dirumah ia tentu bosan, kalo jalan-jalan, mana mungkin? yang ada malah kemaleman, sekarang aja udah jam 17.45 . Ia melirik ponselnya yang masih dalam posisi sama sebelum ia menerima pesan dari operator pengganggu itu. Tingg! *apaan* ia menemukan ide, ia mengambil ponselnya dan membuka aplikasi facebook. "udah lama juga gamain facebook, biasanya kan gue buka twitter,instagram ah yang kaya begitulah" gumamnya.
Tangannya menari-nari diatas keypad, mengetikkan nama 'Alvin Aditya Avyar' di papan pencarian.
"Nah! ketemu"pekiknya
Lalu ia membuka kronologi sang pujaan hatinya *nahlo*. "tambahkan teman" ujarnya kemudian menekan kalimat tersebut dengan telunjuknya.
"Wah wah wah, langsung dikonfir" ucapnya girang
Tenott *anggap aja bunyi ada chat-an masuk*
Alvin Aditya Avyar
Halo
Viona Calista.R
Juga;)
Alvin Aditya Avyar
Lagi ngapain?
Viona Calista.R
Tiduran, lo?

-Alvin Aditya Avyar is off

"Aissh, malah off" kesal Viona lalu melemparkan ponselnya keatas bantal.
----------
Alvin melangkahkan kakinya memasuki sekolahnya dengan perlahan. Ia memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana,menambah kesan cool dalam dirinya. Semua mata memandang kearahnya, namun ia terlihat sudah biasa. Toh, dia masuk dalam kategori cowok tampan dan terkenal di sekolahnya, selain ia  selalu menjadi juara umum di sekolahnya, ia juga menjabat sebagai ketua OSIS disini.
"Vin!" panggil seseorang di belakangnya
Alvin menghentikan langkahnya, kemudian menengokkan kepalanya ke belakang.
"Besok ada rapat OSIS kan ya?" tanya orang tersebut setelah tepat berada di samping Alvin.
Kemudian mereka melangkah bersama-sama.
"Iya, kenapa?"
"Mau bahas apaan?"
"Class meeting lah, lo ga inget bulan depan udah mulai acara class meeting sama pentas seni?" ucap Alvin sarkatis.
"Ya gue lupa kali Vin, gausah gitu juga" ujar orang tersebut melengos.
"Lagian lo sih Ray masa gitu aja lupa"
Ray hanya memberengut
------------

Next Next Next?! Huaa, maafkan cerbung saya yg sudah saya ketahui bahwa ini tidak bagus *jelek aja kenapa sih*. Hhi. Author mau ngasih tau, kalo ini hanyalah cerita fiksi belaka, mohon maaf bila ada kesamaan nama, peristiwa, *eh apaanlah*.
Yaudahlah ya segitu aja, Author cuma berdoa dan berharap semoga para pembaca semua suka dan nunggu kelanjutan part nya. Hho.//
Salam kenal dari Author, call me Nayoung! Nita aja deng!