Selasa, 17 Maret 2015

(NITANAYOUNG!) I must know the truth, this love right? -Part 8

Ngaret banget bangetan? Iya tau, maaf yaaa.

 -Part 8

Gadis ini berjalan menuju tempat yang diperintahkan oleh seorang... ya seseorang yang tadi pagi. Ia berjalan santai sambil menikmati keramaian alun-alun kota. Tinggal 2 meter lagi kira-kira ia akan sampai. Tapi, kakinya menginjak sesuatu, sebuah amplop polos biru muda. Ia berjongkok sedikit untuk mengambilnya, ia perhatikan setiap sisi amplop tersebut, baru saja ia akan membuka amplop tadi, seseorang mengagetkannya.
"Hai!" seru seorang pria
"Eh, Aga!" sahut gadis ini sambil memukul pelan bahu pria yang mengagetkannya, Aga.
"Kaget ya? haha, maaf" ujar Aga
Gadis ini memutar bola matanya, "Terus mau ngapain disini?"
"Ikut gue masuk ke toko musik"
Gadis ini, Zaza mempasrahkan tangannya yang ditarik Aga.
"Lo pilih satu dari tiga alat musik yang ada disini" kata Aga
Zaza menolehkan pandangannya kearah Aga, sementara Aga hanya pura-pura tidak melihatnya.
"Cepet" katanya
Zaza memperhatikan tiga alat musik yang ada di depannya, gitar, drum, dan piano. Ia memperhatikan ketiganya dengan seksama, ia menganggukkan kepalanya sebentar.
"Gue mau piano" ucap Zaza
Aga menjentikkan jarinya, "Sekarang ikut gue!"
"Kemana?"
"Lo gaperlu tau, yang pasti lo akan kembali dengan selamat" ucap Aga lalu mengajaknya keluar dari toko musik itu dan masuk kedalam mobilnya.
Zaza tersenyum tipis, 'Oh God! kenapa gue gabisa nolak, kenapa gue gabisa bersikap kaya biasanya, mana jiwa tomboy gue, yang gamau diperintah-perintah tanpa gue tau alasannya'

-----------------
Aga menghentikan laju mobilnya,
"Ini dimana?" tanya Zaza melihat banyak pohon dan bunga dimana-mana
"Ayo turun" ajak Aga menghiraukan pertanyaan Zaza
Aga segera membuka pintu mobilnya, begitu juga dengan Zaza. Mereka berjalan bedampingan memasuki tempat tujuan Aga, sementara Zaza hanya mengikuti arah langkah Aga.
Mereka menaiki sebuah bukit yang paling tinggi, Zaza sedikit mengeryit, 'ia takut ketinggian'
"Jangan takut" kata Aga
Zaza menelan ludahnya, "E..e..ngga ko"
Aga berdiri di belakang Zaza, "Naik, gue jaga lo dari belakang"
Zaza menaiki bukit itu dengan hati-hati, 'Kenapa gue gabisa nolak???' teriaknya dalam hati
Akhirnya, Zaza menghembuskan nafas beratnya.
"Duduk" suruh Aga sambil menepuk rumput hijau yang ada disebelahnya.
Zaza mengikuti perintah Aga, "Dua menit lagi, ah pas! Liat!" seru Aga menunjuk kearah depan,
Zaza membulatkan matanya, "Sunset?" teriaknya
Aga mengangguk sambil tersenyum manis, sangaaaaat manis.
Zaza bertepuk tangan pelan, ia melihat bagaimana akan turunya matahari kedasar, memperlihatkan warna jingga keeemasan.
Aga mengacak pelan rambut Zaza. "Lo ga setomboy yang gue kira" ujarnya
Zaza tertegun, lalu dengan cepat ia kembali tersenyum. "Haha, gue tomboy karna gue punya alasan kali"
"Apa?"
"Gue gamau kaya mama gue, dia suka disakitin sama papah, dan dia gabisa ngelawan"
"Tapi keluarga lo keliatannya baik-baik aja"
"Papah gue kan udah berubah, dia jadi baiiiiik banget, Nah, alasan gue tomboy karena gue gamau disakitin cowok, kalo pun gue disakitin, gue harus bisa ngelawan, karna ga setiap cowok bakal berubah kaya papah gue kan? masa gue harus terus-terusan disakitin" jelas Zaza
"Gue gaakan nyakitin lo ko"
"Maksud lo?"
Aga berjalan ke sebelah kanan dan membuka kain hitam yang menutupi sebuah benda yang cukup besar. Sebuah piano, ia mulai menekan tuts tuts berirama. Zaza mengeryitkan dahinya, kemudian berdiri di sebelah Aga. "Lo mau main?" tanya Aga masih sambil menari-narikan tangannya diatas tuts piano. Zaza menggeleng.

Since I’ve known you babe
You brought a light for me 
The taste of your sincerety 
Build me a world to believe
But still there’s a doubt In you for lovin’ me  
Know deep down inside You see what’s in me 
Be my lady, be the one
And good things will come to our heart 
You’re my lady, you’re my one  
Give me chance to show you love

(Be my Lady - Sandy)


Aga memulai mengeluarkan suaranya, sebuah nyanyian indah, ya tepatnya suaranya yang indah bisa membuat semua orang yang mendengar tersentuh hatinya. Apalagi gadis yang sedang berdiri di sebelahnya ini, ia mematung diam. Mengartikan setiap lirik yang keluar dari mulut pria di sebelahnya. Ia gugup, beku, dan lidahnya kelu. Ia mulai memikirkan hal-hal yang lain, bahwa lagu ini untuknya. Aga mengungkapkan perasaannya, dan menginginkan dirinya lebih dari sekedar teman ataupun sahabat bagi Aga. Ah bagaimana pun, ia merasa bahwa lagu ini untuknya.

"Gue sayang sama lo" ujar Aga setelah menyelesaikan lagunya
Zaza menahan nafasnya, "Lo mau jadi pacar gue?"
"Hah?" Zaza sedikit kaget, apa yang ia pikirkan benar adanya
"Lagu ini buat lo" ujar Aga
Nafas Zaza tercekat ditenggorokkan, tepat sekali, lagu ini untuknya.
"Serius" ucap Aga
"Buktinya ada di belakang lo"
Zaza segera menggerakkan kepalanya kebelakang, nafasnya benar-benar tercekat, ia tak menyangka akan seindah ini, ia tak menyangka inilah kisahnya, 'I Love You' kata-kata yang terukir indah disebuah papan yang ditulis menggunakan mawar merah dan putih.
"Lo mau jadi pacar gue? gue gaakan nyakitin lo, kapanpun itu, gue siap ada disamping lo, gue sanggup jaga lo, gue...."
"Stop, lo gaperlu banyak janji" potong Zaza
"Zalika Vega maukah lo jadi pacar Raga Jonathan?"
Zaza mengangguk malu, "Gue Zaza Vega mau jadi pacar Raga Jonathan" ucap Zaza dengan semburat merah menghiasi wajahnya, "Makasih...." ucapnya
"Lo gaperlu bilanga makasih, gue yang harusnya bilang makasih. Makasih udah nerima gue"
"Makasih buat semuanya, lo pasti cape banget buat ini semua"
Aga memeluk Zaza sambil tersenyum bahagia, begitupun dengan Zaza. "Lo langsung balik belakang dan dadah kearah tengah" bisik Aga dalam pelukannya "satu,dua,tiga"
Mereka langsung menghadap kebelakang dan melambaikan tangannya dengan senyum bahagia menghiasi kedua wajah mereka.
Matahari pun benar-benar tenggelam dan menyisakan warna jingga keemasan yang sedikit-sedikit mulai memudar tergantikan biru malam.
----------------

"Ah! udah pagiii!!" seru Zaza sambil merenggangkan otot-ototnya
Ia kembali duduk diatas kasurnya, ia membayangkan kejadian tadi malam. Betapa indahnya, sangat sangat indah. Eh tunggu, ia teringat akan amplop biru muda yang ditemukannya. Ia segera mengubek-ubek isi tas yang kemarin dibawanya. "Ah! dapat!"

Dear, Pacarku...

Hallo! gue tau lo bakal kelupaan buka amplop ini, isinya surat dari gue! Gimana semalem? apa gue kurang romantis? Ah gue tau kita belom pdkt-an ya. Kita suka berantem kan? Ya lo tau sendiri geng ARS'A sama geng VAS'Z itu musuh berat. Tapi geng kita udah lama ga berantem, terakhir tuh kelas 2 semester 1, iyakan? Mungkin sibuk masing-masing ya. Dulu waktu kita awal kenal, awal musuhan. Pas kita tubrukan di koridor perpustakaan, pas kelas satu, gue udah suka sama lo kali! haha.
Makasih udah mau nerima gue, ehh ngomong-ngomong kenapa lo mau nerima gue? Oke ntar lo harus jelasin ke gue di sekolah, gamau tau!
Gue sayang sama lo! Gue sayang sama lo! Gue sayang sama lo!

Lo bingung kan, gue udah buat surat kaya gini, sebelum gue nembak lo lagi. Dan tentunya sebelum lo nerima gue. Lo tau alasannya? Entah, gue juga gatau, Gue yakin aja lo bakal nerima gue. Makasiiiiiih!!!

Love you,'
Aga,,

Zaza tertawa kecil setelah membaca surat, atau tepatnya amplop biru muda yang ia temukan kemarin. Pengirimnya Aga, pacar barunya. 
"Romantis banget!" teriak Zaza
"Eh, kok gue alay sih? apa-apaan, berasa cewek banget ih iywhh!!"
"Ah! tapi gue seneeeeeeeeng!!!!"

-----------------------


Next?!

Selasa, 10 Maret 2015

(NITANAYOUNG!) Check it

Assalamu'alaikum....

Hiks hiks hiks :'( . Gue sedih bangettttttt, sedih kebangetan! :(
Gue pengen curhat!
Gue kehilangan semangat belajar, bener-bener kehilangan!
Gue juga ngalamin krisis percaya diri!

Kehilangan semangat belajar gue disebabkan oleh "sesuatu" dan juga "teman".
Gue mau bahas sekilas, "TEMAN"! Inilah makhluk yang sekedar teman tapi berbahaya *ceilah*
Dari pertama kali gue lahir, gue selalu dapet temen yang baik 'menyangkut belajar'. Ya jadi temen gue tuh semangat banget belajar, ya sama kaya gue. Jadi kita tuh nyambung banget, terus belajar tanpa lelah. Tapi gaterus-terusan belajar, kita juga suka refreshing, jalan-jalan, atau apalah. Kita suka tuker pikiran, saling ngajarin satu sama lain, beragumen, debat, cekcok sama guru *haha* , dll!. Nah saat ini, gue itu gapunya "sambungan" *apaan* sama temen gue yg sekarang. Gue punya semangat belajar, dianya engga. Lah? gue juga kan manusia, ya mudah goyah iman *apalagi gue ga solehah* , ya gue jadi ikut-ikutan ke dialah, males belajar, ga ngerjain PR, apa-apa gimana ntar:'(. Kalo sekalinya temen gue punya semangat belajar, itu gue terus yg ngajarin dia, tapi dia kalo diajarin nyolot banget! bikin gue makan hati! Kalo gue gabisa suatu pelajaran gitu ya, gue nanya sama dia, dia gapernah bisa, sekalinya pun bisa dia cuek minta ampun, pura-pura gatau, atau kalau ngejelasinnya itu nyolot banget, berasa gue bodo banget di mata dia. GONDOK WOY!!!!
Bukan masksud gue ngejelek-jelekkin temen gue ya, gue disini curhat aja. Gue juga punya temen ko yg kaya dia duluuuuuu, tapi bedanya dia ga nyolot dan gabikin gue MAKAN HATI! , lo semua bisa kali ngebayangin jadi gue? Gue gacocok kali ya sama dia (?) Apa-apa tuh ganyambung, sering banget bikin gue sakit hati:'(. Gue juga gamilih-milih temen, sama siapa aja gue ayok! tapi sama yg kaya gitu gue gamau terlalu deket, tapi sekarang udah terlanjur deket, ini suratan takdir mungkin ya, ya gue terima aja. :'( hiks hiks . Akhir-akhir ini gue jadi sering ngelawan dia, menurut kalian gimana? gue juga ikutan nyolot. :'( hiks hiks hiks

Krisis percaya diri!
Tentu karena teman! Dia suka nyontek, modalnya ngandelin temen, dan itu terjadi di depan gue. Waktu itu lagi ulangan, gue kan percaya diri banget tuh, nah depan gue itu ada  temen gue berdua saling nyontek gitu, misalnya itu jawaban gue no 1 A , nah mereka nanya ke gue, gue bilang A *gue kan jujur* mereka malah nyolot ke gue, bukan A tapi B! gimana sih! *ya kaya gitulah*. Nyolotnya itu bukan nyolot bercanda;(. Bisa aja itu perasaan gue doang, tappi ga! gue yakin sama perasaan gue sendiri. Tuh kan rumit kalo ngomongin beginian:'(. Karena iman gue lemah, gue ngikutin mereka, dinyolotin kaya gitu lagi *ANJIR!* . Nah waktu soal ulangan itu dibahas, jawaban gue itu bener, jawaban temen yg nyolot gue itu salah! "NYESEL KAAAAAAN?!!!* Oke gue kehilangan KEPERCAYAAN DIRI.
Gue jadi gayakin sama diri gue sendiri!

HANCURLAH MOOD BELAJAR GUE!!!!

Mungkin gue belom biasa sama temen yang kaya gini kali :')

Ya pokonya kaya gitulah, gue gabisa banyak cerita. Gue susah mengungkapkan pake kata-kata! :'( YANG JELAS GUE SEDIH! :')

Sekarang gue mau mulai lagi untuk membangun kehancuran gue yg kemaren. MOHON DO'ANYA yaaa ;))


Gue pesen buat kalian semua, cari temen itu yang berguna buat lo, dan jadiin diri lo juga berguna buat temen lo. Cari yang buat lo nyaman, terutama gabuat lo sering sakit hati. Jangan sampe kaya gue :').
Tapi harus tetep berteman sama siapa aja, jangan pilih-pilih temen, cuma lo harus nempatin aja temen yg mana yg harus lo simpen disamping lo ketika dalam keadaan apapun. Dan lo harus percaya diri!


GOOD LUCK!!! Do'ain gue plissss :'( :') :) ;))!

Sabtu, 07 Maret 2015

(NITANAYOUNG!) I must know the truth, this love right? -Part 7

 Hai! cekidot!


-Part 7


Alvin melihat-lihat keadaan sekitar, mencari satu orang yang tadi bersamanya. Namun nihil, orang itu tak juga dapat ia temukan. Akhirnya, ia memutuskan untuk menuju tempat parkir, 'bisa saja orang itu ada di tempat parkir setelah hilang darinya'. Ia berjalan sambil menari-narikan fokus matanya kemana-mana. Tap! ah fokus matanya berhenti pada satu titik, ia melihat seorang gadis yang cukup di kenalnya.
"Hai" sapa Alvin ketika sudah berada di depannya
"Eh, hai" balas si gadis
"Ngapain?"
"Refreshing aja, eh lo ga sekolah?"
"Lo bisa liat kali gue ga sekolah, lo sendiri?"
"Lo juga bisa liat kali gue ga sekolah" kata si gadis
"Ya deh, serah lo. Ko pake baju sekolah?"
"Niatnya sih mau sekolah, tapi bete, yaudah gue muter-muter Jakarta, dipikir-pikir cape juga. Ya gue kesini, shopping sekalian makan"
Alvin mengangguk-anggukan kepalanya.
"5 jam gue muter-muter Jakarta ditambah macet" lanjut gadis itu, Viona.
"Gimana kalo lo temenin gue?" ajak Alvin, entah kenapa Alvin berkata seperti itu, spontan pula.
Gadis itu, ya Viona. Mengeryitkan dahinya.
"Eh, gini, tadi gue kan bareng Acha kesini. Pas tadi keluar dari Time Zone dia ilang. Lo mau temenin gue nyari dia?"
Viona mengangguk mengerti,
"Tapi gue beli baju dulu, yakali gue pake baju sekolah, kelliatan banget mabalnya"
"Yaudaaah, ayo" ajak Alvin langsung menarik pergelangan tangan Viona menuju pintu masuk mall ini.

Viona telah memakai baju kaos lengan pendek berwarna biru laut dengan celana jins panjang. Setelan baju pilihan Alvin.
"Tuh kan, cocok banget dipake sama lo"
"Iya deh iya, makasih" kata Viona
"Sama-sama, eh gue harus cari Acha kemana ya?" tanya Alvin
"Acha itu siapa?" tanya Viona hati-hati, sebenarnya dari awal dia penasaran, Acha itu siapanya Alvin. Ingin sekali ia bertanya, 'Acha itu siapa lo?' tapi gabisa, malah pertanyaan itulah yang keluar dari bibirnya.
"Adik kelas kita, masa gatau?"
"Ga" jawab Viona ketus, menyari nada bicaranya Viona langsung kembali berkata, "Kemana nih nyarinya?"
Alvin mengangkat bahu. 'untunglah Alvin tidak menyadari nada bicaranya tadi yang sangat-sangat ketus, dan semua orang pasti akan tau kalau itu nada cemburu, ya dirinya cemburu.'
"Telpon dong" lanjut Viona
"Gue gapunya nomer handphonenya, lo taukan, gue juga baru kenal sama dia" ucap Alvin sambil merogoh ponsel di saku celananya yang tadi bergetar.
"Eh, ini Acha sms. Katanya dia pulang duluan di jemput kakanya, aissh"
"Yaudah, dia udah pulang kan?. Gue mau makan ah, laper tau" kata Viona sambil berlalu, mengingat tujuannya kesini, 'mau makan'.
"Eh tunggu," tahan Alvin "Jalan sama gue yu? kan tadinya gue mau nonton habis dari timezone, dia malah pulang" lanjutnya
Viona diam, "APA?!" dalam hatinya ia berteriak.
"Boleh, makan dulu ya" kata Viona mengontrol detakkan jantungnya yg tidak beraturan.

---------------------

"Za, Al, gue ke perpus ya, mau ngembaliin buku" pamit Via
"Iyaa, kita duluan ke kantin" sahut Zaza
Via mengangkat jempolnya, kemudian berlari menaiki tangga menuju perpustakaan. Ketika ia menaiki tangga terakhir, ada sepasang kaki di hadapannya. Segera ia mengangkat kepalanya,
'STEVVVV?!!!!" kagetnya dalam hati, 'calon pacar gue' lanjutnya mengingat percakapan Stev dan teman-temannya di kantin.
"Via, heyy, vi" kata Stev mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah Via
"Eh" Via tersadar
"Bengong mulu," ucap Stev
Via nyengir, "Gue ke perpus dulu ya. Bye!"
"Eh, Vi!" tahan Stev sambil memegang pergelangan tangan Via.
'wah bener nih dia mau deketin gue' batin Via
"Apa?" tanya Via
"Emm, itu, emm, eh.."
"Apaan sih?"
"Pulangbarengyu"
"Ngomong apaan? jangan cepet-cepet"
"pulangbarengsamague"
"Hah?"
"PULANG BARENG SAMA GUE, MAU?" ucap Stev sangat jelas dan keras
Via menutup mulutnya dengan salah satu tangannya yang bebas, para murid yang mendengar teriakan Stev langsung memusatkan perhatian pada keduanya.
"Jelas? kedengeran?" tanya Stev sarkatis
"Bukan kedengeran lagi mas!" ucap Via tak kalah sarkatis
"Gimana? mau?"
"Bolehlah"
"Yaudah, sana katanya mau ke perpus" suruh Stev
"Tangan lo tuh masih pegangin tangan gue" kata Via cuek
"Eh maaf" ujar Stev langsung melepaskan genggaman tangannya.
Via segera pergi dari situ dengan pipi yang memanas.
"BUBAAAAAAAR" teriak Stev pada murid-murid yg memperhatikannya.
Para murid yang sebagian besar kelas X itu, langsung pergi kalang kabut.
Stev tersenyum manis, "awal yang baik" gumamnya

----------------

DUGGGG!!
"Awww"
"Al! lo gapapa?"
"Aduh sakit banget kepala gue za"
"WOY! SIAPA YANG BERANI NIMPUK KEPALA TEMEN GUE PAKE BOLA BASKET?!" teriak Zaza emosi
"Aduuh, maafin gue. Ga sengaja sumpaaah!!!" ucap sang pelempar, Ray.
"Member geng ARS'A sialan" ucap Zaza melotot 
"Za anter gue ke UKS" kata Al
"Heh! Ray! Anter temen gue ke UKS, obatin dia!" perintah Zaza
"Engga ah, lo aja"
Zaza makin melotot. "Cepet!"
"Iya deh iya, iya" sahut Ray
"Bisa berdiri?" tanya Zaza pada Al
Belum Al menjawab, Zaza kembali bersuara,
"Gendong dia!" perintah Zaza pada Ray, sekali lagi.
"Eh, gausaaaah" teriak Al tak karuan, karna kini tubuhnya sudah di gendong oleh Ray.

--------------------

Via mencari kedua sahabatnya, Zaza dan Al dikantin, karna Viona tidak mungkin ada disini, tadi Zaza sudah memberitahunya bahwa Viona sedang sakit. Tapi ia tidak menemukan kedua sahabatnya, karna ia sangat lapar, ia memutuskan membeli nasi goreng, dan membawa pesanannya ke meja yang masih kosong, sendiri.
Via memakan pesanannya sambil mencak-mencak,
"Zaza, Al, kemana sih?!"
"Gatau apa gue nyariin!"
"Gatepat janji!"
"Ih ngeselin!"
"Tadi bilangnya duluan ke kantin!"
"Tapi sekarang gaada!"
"Berisik!" kata seseorang di depannya
Via beralih menatap orang didepannya,
"Eh siap..." bentakkan Via terpotong, ketika melihat siapa orang di hadapannya.
"Gue duduk disini boleh?" tanya orang itu
Via mengangguk heran.
"Ngapain lo ngomel-ngomel?" tanya orang itu lagi
Via nyengir, "Zaza sama Al  nyebelin! , gue jadi makan sendiri" kesal Via
"Sekarang kan ada gue"
Via memutar bola matanya, "iyadeh"
"Temen-temen lo kemana?" lanjut Via
"Aga sama Alvin gamasuk, Ray lagi main basket tadi. Gue juga sendiri" jelas Stev
"Oh"
"Lo juga sendiri kan? sendiri sama sendiri, jadian yu?" kata Stev polos
"Uhuk,,uhukkk." Via tersedak, baru saja ia akan meminum jus jeruknya.
"Minum lagi vi jusnya" kata Stev sambil meminumkan(?) kembali  jus yg tadi Via minum pada Via. *belibet amat ini bahasa, maklum author males mikir buat kalimat yg efektif*
"Lo ngomong apa tadi?" tanya Via setelah baikan
"Kita jadian" ucap Stev tanpa beban
"Gila lo!" sahut Via sambil menimpuk kepala Stev dengan sendok
"Haha, gue bercanda ko, seriusnya mah nanti" ujar Stev
"Maksud lo?!"
"Ya nanti aja gitu, nanti, ya nanti, kapan-kapan, masa mendatang, atau kapan ya, nanti aja kapan eh apa ya?" ucap Stev sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal *Author lagi gila, jadi pemerannya juga ikutan gila, biarinlah ya terserah gue!;((*
"Serah lo deh!"kata Via sambil menyuapkan nasi gorengnya kedalam mulutnya dengan kasar
Stev tersenyum bingung,
"Gue balik ke kelas dulu ya, otak gue rada bermasalah, hehe. Daaah" pamit Stev
Via tak perduli, ia meneruskan makannya dengan perasaan campur aduk, senang, kesal, bete, yah kira-kira seperti itulah.

------------

"Udaaaah, turunin gue disini ajaaaaaa!!!" teriak Al di sepanjang koridor. Namun, Ray tidak mendengarkannya, ah tepatnya tidak peduli dengan teriakannya.
"Aisssh" desis Al setelah tubuhnya dibaringkan diatas tempat tidur UKS.
"Gue bilang turunin daritadi" gumam Al pelan
"Lo gapapa?" tanya Ray
Al menggeleng.
"Ada yang sakit?"
Al mengangguk
"Yang mana?"
Al menggeleng
"Masa gatau?"
Al menggeleng lagi
"Serius?"
Al mengangguk
"Eh lo kenapa sih? daritadi ngangguk geleng ngangguk geleng?' tanya Ray sarkatis
Al menggeleng lagi.
Tiba-tiba Ray membulatkan matanya, 'astaga, apa ia telah membuat anak orang jadi kaya gini gara-gara lemparan bola tadi?'
"Al?! lo gapapa? lo sehat-sehat aja??" tanya Ray panik sambil mengguncang-guncangkan tubuh Al
"IH APA-APAAN SIH LO?!! GUE CAPE NGOMONG TAU GAK?! GUE DARITADI TERIAK-TERIAK, TAPI GAK LO ANGGEP!!" teriak Al
Ray segera berhenti mengguncang-guncangkan tubuh Al.
"Maaf, gue refleks. Si Zaza sih suaranya kenceng banget, jadi gue langsung gendong lo, dan tujuan gue cuma satu, bawa lo ke UKS" jelas Ray agak kaku
Al menghembuskan nafasnya.
"Pusing" rintih Al sambil memegangi kepalanya.
"Tunggu, gue ambil kompresan, sekali lagi maaf, jidat lo biru, hehe"
"Yaudahlah" balas Al cuek, ia sudah capek mungkin.


"Udah mendingan?" tanya Ray setelah selesai mengobati lebam di sekitar dahi Al menggunakan kompresan
Al mengangguk, "makasih"
"Gue balik ya?"
"Disini dulu ya? bentar aja, gue takut sendirian" pinta Al
Ray mengangguk kemudian duduk dikursi sebelah ranjang Al.
"Maaf ya"
"Iyaaaa, bosen banget denger omongan lo"
Sudah dua puluh lima menit keduanya saling diam, Ray memaikan ponselnya, sedangkan Al? dia sudah tidur sejak sepuluh menit yang lalu.
Ray menyimpan ponselnya di sampin Al, hasratnya ingin ke kelas. Tapi bagaimana dengan gadis ini? Sejenak ia memandangi wajah gadis didepannya tersebut, yang sedang tertidur dengan wajah manisnya. Ray tersenyum tipis, lalu kembali memainkan ponselnya.

"Heh!" panggil seseorang, tepatnya kepada Ray.
Ray menolehkan kepalanya.
"Kebetulan! Za, lo temenin Al ya? dia takut sendirian katanya. Gue mau ke kelas, bosen disini"
"Heeu iya deh, makasih" kata orang itu, ya Zaza.
Ray segera berlalu meninggalkan ruang UKS.


------------------


Bagian ini gaada galaunya! Author lagi gamau bersedih hati!!!
bye!






(NITANAYOUNG!) Klik!

Halooo!! Gini ya, tadi gue baca cerbung gue mulai dari awal. Ternyata ada ketypoan dalam penulisan, terus juga ada satu typo yg bisa buat para pembaca salah mengartikan. Ya ginideh, nanti kalo udah nyampe part berapa gitu, pas gue udah siap, gue bakal ngebenerin ketypo-typoan (?) yang ada. Pokonya dibagus-bagusin, jadi kalian bisa baca dari awal lagi, ya sebut aja cerbung yang sekarang itu covernya, nanti setelah di perbaiki itu isinya. Tapi ga dibaca lagi juga gapapa sih. Maafkan saya yaaaaa =))) atas ketidaknyamanan kalian (?)

Sekalian perkenalan diri yak!
Hi! Nama gue Nita Hanifah, call me Nita or Nayoung
Gue lahir tanggal 21-01-01 di Cimahi. Gue hobi banget nari, nulis, sama nyanyi!
Author cerbungnya "I MUST KNOW THE TRUTH, THIS LOVE RIGHT?" ya itu gue, Nita.
Add sosmed gue yak, kita kenalan, ngobrol gitu sama gue. Buat para pembaca yang umurnya diatas gue dan bagi yang sudah berpengalaman, bisa kasih gue kritik dan saran, gaperlu melalui blog. Melalu sosmed gue aja.

Facebook : Nita Yoonita Hanifah
Twitter : @nitahanifah44 (new)
Line : @nitaahaniita2
Instagram : @yoo.ntny
Ask.fm : @nitaahaniita . Nah disini nih kalian bebas bertanya pada gue!^^
PIN :54090096
Path : Nitaa Hanifaah eh tapi gue kayanya gaakan buka buka lagi ini akun. Gue lupa email sama kata sandi. Tapi gue punya akun satu lagi, eh tapi sama lupa email dan kata sandi. ;'(
Apalagi?
Email " Nitahanifah44@gmail.com

Eu... yaudah deh segitu aja. wkwk.

mwah! ;*

Selasa, 03 Maret 2015

(NITANAYOUNG!) I must know the truth , this love right? - Part 6

Gaakan banyak bacot! langsung baca aja noh!



Facebook        : Nita Yoonita Hanifah
Twitter           : @gbhnmnb @nitaahaniita_ (Lagi ga aktif)
Line                : @nitaahaniita
PIN                 : 7FCAA2C8
IG                   : @nitaahaniita
Ask.fm            : @nitaahaniita


-Part6

Sudah kesepuluh kalinya gadis ini mendapatkan sebatang mawar putih dari secret admirernya, emm Aga mungkin, ya begitulah kata Silvia sembilan hari yang lalu. Sengaja hari ini ia datang lebih pagi, sangat pagi malah. Pukul 5.51. Ia ingin mengetahui siapa secret admirernya secara langsung, walau tidak begitu ingin.
Ia melangkahkan kakinya santai menuju kelas, dilihatnya suasana sekolah saat ini. Sangat sepi, dingin, dan sunyi. Mungkin hanya ialah satu-satunya manusia yang ada disini, ah tidak bersama penjaga sekolah tadi yang telah membukakan gerbang untuknya. Satu meter lagi, ia akan segera sampai di kelasnya, ketika seorang pria keluar tepat dari dalam kelasnya dan belok kearah kanan. Ia memperhatikan pria tersebut dari belakang, perawakannya memang benar seperti Aga. "Apakah benar?" pikirnya.
Ia segera berlari kedalam kelasnya, sebatang mawar putih telah tergeletak anggun diatas mejanya, seperti biasa. Ia mengeryitkan dahinya, "Apa bunga ini ada hubungannya sama cowok tadi?".
Tiba-tiba pintu tertutup, sontak ia melihat kebelakang dan berlari kearah pintu. "Hey buka! ada orang disini!"
Pintu kembali terbuka, keduanya, ia dan orang yang tadi menutup pintu saling bertatapan.
1 detik...
2 detik...
3 detik...
4 detik...
5 detik...
"Zaza?" akhirnya salah satu dari mereka bersuara
"A..a..a..ag..a..aga?"
Aga tersenyum lembut, "Ngapain pagi-pagi ke sekolah?" tanyanya
"Harusnya gue yang nanya elo, lo ngapain nutup pintu kelas gue?"
"Lo di dalem? dari kapan? gue galiat, sorry"
"Ganyambung, lo ngapain?"
"Pasti lo udah tau ya?" sahut Aga tak memperdulikan pertanyaan Zaza
"Tau apa?"
" Semuanya"
Gadis tadi, Zaza menaikkan sebelah alisnya.
"Lupain aja" ucap Aga
"Oh yaudah.."
Mereka kembali saling diam
"Emm.. za?" panggil Aga
"Ya?"
"Sore ini lo ke alun-alun kota, jam 4, gue tunggu lo di toko alat musik. Lo tau kan?"
"Ngapain?"
"Gue tanya lo tau kan?"
"Taulah, orang itu toko alat musik satu-satunya yang ada di alun-alun"
"Nah! gue tunggu, jangan telat!" kata Aga lalu pergi meninggalkan Zaza
"Lo ga sekolah?" tanya Zaza sedikit berteriak
"Ga, gue ada urusan! Penting banget!" balas Aga kemudian melanjutkan jalannya.
Zaza tersenyum tipis. "I'm fall in love?"
--------------

15 menit berlalu, Zaza masih duduk di kursi mejanya sambil memperhatikan mawar putihnya, bayangan Aga seketika terlintas di pikirannya.
"Za? ngelamun aja" ucap seseorang yang langsung membuat matanya bergerakkearah pintu masuk
"Eh, Vi" sapanya sambil melihat jam ditangannya. "Masih jam enam lebih dikit, ngapain udah disini?" lanjutnya
"Lo sendiri ngapain?" tanya Viona
"Pengen aja"
Viona menggedikkan bahunya. "Udah berapa kali lo dapet bunga itu? kok ga cerita sama gue?"
"Sama sekarang, sebelas kali"
"Ko kemaren-kemaren lo ga cerita sih kalo lo dapet bunga lagi?"
"Lo ada masalah ya?" tanya Zaza menghiraukan pertanyaan Viona
"Ko ngalihin topik pembicaraan?"
"Vi, gue serius. Jujur! cerita sama gue. Ini masalah sama Mahesa?"
Viona mengangguk lemah.
"Kenapa?"
"Za, gue gatau harus jawab apa ke Mahesa, gue bilang sama dia gue cuma nganggep dia sahabat ga lebih. Dia nanya, apa gue nolak dia secara tersirat. Gue bilang gatau, terus gue minta waktu tiga hari buat ngasih jawaban ke dia. Dia bilang gausah, dia minta lupain semuanya. Kita balik lagi kaya dulu"
"Jadi titik akhirnya?" tanya Zaza hati-hati
"Mungkin dia nganggep gue udah nolak dia"
Zaza mengelus pundak sahabatnya itu, "Lo bisa cerita lebih banyak sama gue vi"
Viona menghembuskan napas beratnya.
"Gue bener bener bingung, gue gayakin sama hati gue. Gue gabisa nolak maupun nerima dia. Harusnya Mahesa itu gausah suka sama gue, gausah nyatain cintanya sama gue, kalo perlu gausah kenal sama gue. Gue ngerasa serba salah, kenapa gue gabisa nerima dia? Ya jawabannya Alvin, gue berharap sama Alvin za, bukan Mahesa. Tapi kalo gue nolak dia, gabisa za,  dia cowok baik dan dewasa, dia bisa ngertiin gue, bahkan dia sangat sangat baik, walaupun nyebelin bagi gue. Dia ga pantes nerima penolakkan. Gue jahat za!" ujar Vio mulai terisak
"Ya, Mahesa cowok yang baik vi, dengan baiknya dia nerima keputusan lo yang gajelas ini. Lo harus kasih kepastian ke Mahesa, mau lo itu apa. Dengan begitu lo gabakal begitu nyakitin hati Mahesa. Sekarang lebih baik lo tenangin pikiran lo, yakinin hati lo. Lo bener-bener butuh istirahat. Saran gue, gapai yang ada di depan lo vi, jangan gapai hal yang ga pasti, bahkan jauh dari jangkauan lo. Hari ini gausah sekolah dulu. Pulang sana" ucap Zaza
Viona mengangguk.
"Jangan nangis, cengeng banget si lo!"
Viona segera menghapus airmatanya.
"Gue anter sampe depan, tenang nanti gue tulis lo sakit di absen." kata Zaza
"Makasih za, makasih banget" ucap Vio tulus
"Sama-sama, lo bawa mobil?" tanya Zaza
Viona kembali mengangguk.
Zaza dan Viona jalan berdampingan, sekolah masih cukup sepi. Mereka berjalan menuju tempat parkir, hanya ada mobil Vio dan beberapa motor disana.
"Hati-hati Vi, lo masih kuat kan buat nyetir?"
"Kuatlah! sekali lagi makasih ya zaaa" ucap Vio sambil memeluk Zaza hangat
"Iya sama-sama, ih gue gasuka dipeluk-peluk" sahut Zaza namun tidak melepaskan pelukan Vio
"Haha, kali-kali lo jadi cewek dong! kita pelukkan gini, lagian ini pelukan terimakasih dan kasih sayang seorang sahabat za. Bukan pelukan antara cewek - cewek alay yang buat elo geli!" tutur Vio sambil melepaskan pelukannya perlahan.
Zaza tertawa kecil.
"Bye"
Viona melajukan mobilnya keluar sekolah.

----------------

"Om Jo! gue minjem gitar yang ini ya? Boleh dong?"
"Itu kan dijual, masa habis dipake terus dijual lagi?"
"Kalo gitu kasih buat gue aja?"
"Emang buat apa sih? itu gitar mahal"
"Buat ngeluluhin hati cewek om!"
"Oh keponakan om ini udah besar ternyata"
"Yaiyalah! boleh ya?"
"Minjem aja ya"
"Iyaaaa deh, makasih Om kuu"
Om Jo hanya tertwa kecil sambil mengangguk
"Semoga berhasil!" katanya

Setelah membawa gitar hasil pinjamannya, pria ini segera pergi ke suatu tempat yang cukup jauh dari tempat Om Jo tadi,. Setelah dua jam, akhirnya ia sampai. Lalu ia mengeluarkan semua bahan-bahan yang sudah ia siapkan sebelum pergi ke tempat ini.
Kemudian ia memulai rencananya, mengguntingg kertas, meniup balon, membentuk kata-kata indah dari bunga mawar merah dan putih, memasang handycam tepat di bagian belakang lingkup acaranya ini, namun bidikkannya menghadap ke depan. Setelah semuanya ia rasa beres, ia kembali ke rumahnya. Sebelumnya ia sudah menyuruh tiga penjaga tempat ini untuk menjaga tempat yang sudah dihiasnya.

-------------------

Alvin asyik bermain psp di tangannya, hari ini ia tidak bersemangat untuk pergi sekolah. Sudah tiga jam ia bermain dengan pspnya, di pikir juga bosan. Akhirnya ia memutuskan untuk ke rumah kaka sepupunya, Ka Liyan.
"Ka Liyaaaaan" panggilnya langsung memasuki rumah tersebut tanpa mengetuk pintu dahulu duduk di kursi ruang tamu
"Apaan sih? datang-datang tuh ketok pintu dulu, ngucapin salam" rutu pemilik rumah ini  yang baru menghampirinya, Ka Liyan.
"Eh, Om sama Tante kemana?"
"Keluar kota"
"Jadi kaka sendirian dirumah?"
"Engga, ada temen kaka sama adiknya"
"Dimana?"
"Taman belakang, kepo banget sih!"
"Yee, biarin!"
"Ga sekolah? makin bodo dong kamu"
"Makanya gue ga sekolah itu karna gue udah pinter!"
"Bodo amat!"
"Yee, serah lo lah ka!"
"Ngomong-ngomong ngapain kamu kesini? ada butuhnya ya?"
"Engga, mau refresh aja"
"Ada masalah ya?"
"Tau deh, ayo ah ke taman belakang mau liat temen kaka itu, cowok cewek?" ajak Alvin sambil menarik tangan Ka Liyan
"Cewek"
"Cantik ga?"
"Cantikkan kaka"
"Oh berarti jelek banget dong"
"Kenapa?"
"Yah kan cantikkan kaka"
"Oh maksud kamu kaka ini jelek, jadi kalo masih cantikkan kaka, temen kaka itu jelek banget?" sahut Ka Liyan melotot sambil melepas cekalan tangan Alvin dan memukul bahunya
"Bercanda kaaaa" kata Alvin cengengesan
"Ini nih temen kaka" ucap  Ka Liyan setelah sampai di taman belakang
"Fila, kenalin ini Alvin sepupu aku"
"Alvin" Ucap Alvin
"Fila" ucap temannya Ka Liyan itu sambil menyalami Alvin
Alvin menolehkan pandangannya pada gadis yang tepat berada di samping Fila.
"Acha?!" kagetnya
"Ka Alvin?!"
"Loh kok disini? Ga sekolah?"
"Engga, lagian hari ini guru kelas XI rapat, kaka sendiri?"
"Engga, males!"
"Eh, kalian udah saling kenal?" tanya Ka Liyan
"Dia ade kela gue ka" sahut Alvin
Acha mengangguk
"Ini kakak aku ka Alvin" sahut Acha menunjuk kakanya, ya Fila.
Alvin mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Kaka-kaka aku mau bawa Acha jalan boleh?" tanya Alvin tiba-tiba pada Ka Liyan dan Ka Fila
"Gimana?" tanya Ka Liyan pada Fila
"Boleh asal jangan lama-lama"
"Ih ko bawa aku jalan?" tanya Acha
"Bosen ah, butuh refreshing, tadinya mau sama Ka Liyan tapi ada temennya, yaudah sama kamu. Lagian kamu cuma nemenin kaka kamu kan? ga ikut apa-apa? gaberguna banget!" kata Alvin langsung menarik tangan Acha

-------------



Haloo?!!!!! Vio kaciaan ih kaciaaan, dia lagi galaaauuuuu. Eh, Alvin jalan sama Acha? mereka berdua bisa makin deket dong? kalo mereka jadian?  Terus Vio gimana? apa Vio jadinya sama Mahesa? Em, Aga mau ngapain ya??!! Kayanya Zaza bakal happy nih ye!
Yaudahlahya tunggu kelanjutannya aja kalo penasaran! add medsos gue dong para pembacaa! kita kenalan!! haha.



bye! mwah!






Senin, 02 Maret 2015

(NITANAYOUNG!) I must know the truth , this love right? - Part 5

Mumpung gue lagi gasibuk, jadi gue lanjutin aja ini cerbung terus menerus. Ntar kan kalo gue udah sibuk, pasti tiga mingguan bahkan berbulan-bulan baru nge post! muehehe.
Hah! ini diaaaaa!!! Happy reading! siapkan tisu jika anda gampang mellow. Semoga aja dapet fellnya ya!



Facebook        : Nita Yoonita Hanifah
Twitter           : @gbhnmnb @nitaahaniita_ (Lagi ga aktif)
Line                : @nitaahaniita
PIN                 : 7FCAA2C8
IG                   : @nitaahaniita
Ask.fm            : @nitaahaniita


-Part 5

Viona berbaring di tempat tidurnya. Matanya fokus menatap atap kamarnya yang putih bersih. Ia membayangkan bagaimana masa kecilnya, masa saat ia tidak perlu memikirkan masalah cinta. Yah, tau sendiri bagaimana masalahnya saat ini. Tanpa ia sangka Mahesa menyatakan cinta padanya, padahal selama ini ia selalu bertengkar dengan Mahesa, ia sadar bahwa Mahesa sosok laki-laki yang baik dan perhatian padanya, walau kadang menyebalkan. Tapi itulah yang membuat dirinya tertawa lepas, ya karena siapa lagi, karena Mahesa. Ah tunggu, apa perhatian Mahesa terhadapnya itu sebuah kode bahwa Mahesa menyukai dirinya, apa dirinya tidak peka terhadap perlakuan Mahesa padanya. Sudah hampir tiga tahun ia bersama Mahesa, sebagai seorang musuh sekaligus sahabat. Apa ia tidak begitu peka?. Ah! sudah tiga tahun juga ia menyukai Alvin, ya tiga tahun kurang lah. Sosok Alvin, ia kembali menerawang masa kecilnya, ia sedang bermain kala itu, di sebuah taman, bersama seorang laki-laki seumuran dengannya.
"Adit, yang bener dong main volinya" kesal Viona
"Kamu yang gabener lemparnya" balas laki-laki itu, Adit
"Kamu kan cowok, masa gabisa nangkap lemparan aku!"
"Iya piooo, coba sekali lagi"
"Vio tau bukan Pioo" rutu gadis mungil ini
Vio melemparkan bola volinya keatas, terlalu jauh, hingga Adit tak bisa menggapainya
"Tuh kan, kamu gabisa nangkap bola aku"
"Ketinggian" sahut Adit
"Kamu kan tinggi, aku aja sepundak kamu" ucap Vio sambil melipat kedua tangannya di dada dan mengerucutkan bibirnya
"Pio marah sama Adit?" tanya Adit polos, ya memang dia polos, masih berumur 6 tahun
Vio berlari mengambil bola voli yang tadi di lemparnya
"Ih! Adit nyebelin banget sih!" katanya sambil melempar bola itu pada Adit, tepat mengenai kepalanya
"Pio jahat banget sih!" rutu Adit sambil mengusap kepalanya
"Adit ngambek ah!" lanjutnya
"Vio juga ngambek!" balas Vio
"Eh kok gitu?" tanya Adit
Vio pergi dan duduk di pinggir lapang
"Jangan ngambek pioo, ayo main lagi" bujuk Adit yang sudah duduk di depan Vio
Vio menggeleng, "gak ko, asal kamu janji" ucapnya
"Janji apa?"
"Jangan pernah tinggalin aku, jangan pergi jauh dari aku, tetep disini sama aku" kata Vio
Adit mengangguk. "Gaakan pernah! Kalaupun aku pergi aku pasti kembali, kembali ke kamu"
Viona tersenyum.

"HHH" Viona menghembuskan napas beratnya setelah membayangkan masa lalunya tadi
"Alvin, lo Adit bukan sih?" katanya dalam hati
"Gue kangen sama lo, lo inget janji lo?" batinnya
"Gue mau umur 17 taun sekarang, lo pasti udah umur 17 ya? berarti 11 taun sudah kita berpisah"
Viona memejamkan matanya, setetes airmata jatuh di pelupuk matanya. "Datang ke mimpi gue, kalo lo gabisa datang di kehidupan gue" gumamnya

----------------------

Alvin membuka matanya perlahan, ia mengerjapkannya beberapa kali. Rupanya ia masih di danau ini,tempat pertama kali ia bertemu dengan bidadari kecilnya itu.
"Pioooo" katanya tersenyum
"Haha, pioo bidadari kecilku, udah lama rasanya gue ga ngomong kaya gitu, lo nya gaada sih" kata Alvin
Alvin merogoh ponsel di saku celananya, "jam 10 malem astaga" ucapnya
Alvin segera memasuki mobilnya dan melaju ditengah kegelapan malam ini.

------------------------

Via, Al, dan Zaza berjalan memasuki kelas bersama-sama. Kebetulan mereka berpapasan tadi saat di depan gerbang.
"Akhirnya kalian datang juga!" sahut Mahesa sambil menepuk tangannya
"Kenapa lo?" tanya Zaza jutek
"Yaelah mba, Vioo mana Viooo?"
"Masih dijalan kali" acuh Al
"Issh"
"Ah minggir lo, kita mau lewat" kata Silvia
Mahesa meminggirkan tubuhnya, "Ih!"

----------------------

Vio tertegun saat berhadapan dan tak sengaja bertatap mata dengan sosok pria ini.
"Hai" sapa Vio canggung
"Hai" balasnya tersenyum
"Mau ke kelas?"
Pria ini mengangguk "Yuk bareng" ajaknya
Viona mengangguk dan munculah semburat merah di pipinya

---------------------

Setelah Al,Via, dan Zaza masuk ke kelas, Mahesa memutuskan untuk menungggu Vio di depan gerbang. Baru saja ia melangkah keluar, ia melihat Viona sedang mengobrol dengan seorang pria di sampingnya.
"Hai Vi" sapa Mahesa setelah berada di depan Viona dan juga... Alvin.
"Eh, hai" balas Viona canggung
"Gue duluan ya" kata Alvin langsung pergi ke kelasnya yang berda tepat di sebelah kelas Viona.
"Gue mau ngomong" ucap Mahesa setelah Alvin pergi
"Ngomong aja"
"Ngomongnya di taman belakang aja ya"
Viona mengangguk.
"Jadi?" tanya Viona setelah duduk berdampingan dengan Mahesa di kursi taman yang masih sepi ini
"Emm, lo udah ada jawaban?" tanya Mahesa hati-hati
Viona diam sebentar,
"Mahesa, gue minta lo jangan terlalu berharap dan nunggu jawaban dari gue" ucapnya
"Kenapa?"
"Gatau"
Mahesa mengeryitkan dahinya,
"Gue sih sebenernya pengen lo tetep jadi sahabat gue, ya lebih tepatnya musuh gue"
"Galebih?"
Viona menggeleng lemah
"Jadi dengan ini, lo nolak gue secara tersirat?"
"Gue gatau mahesa, gue masih butuh waktu, ya bener-bener butuh waktu. Tiga hari aja"
"Terus tadi apa? lo bilang cuma nganggep gue galebih dari seorang sahabat"
Viona benar-benar tidak bisa menjawab apa-apa kali ini.
Mahesa yang menyadari bahwa terlalu menekan gadis ini, langsung menggenggam tangan si gadis
"Maaf" lirih Mahesa
"Gue ga maksa ko. Gue gaakan nunggu jawaban lo, dan lo gausah jawab pertanyaan gue kemaren. Gue gamau ngasih lo waktu tiga hari. Gue cuma mau lo lupain soal kemaren itu. Kita kaya dulu lagi ya" ucap Mahesa sangat sangat lembut
"Gue yang harusnya minta maaf sama lo" gumam Viona
Mahesa mengusap puncak kepala Viona pelan,
"Udah ah!  hussshhh! pergi sana cewek rese!" ujar Mahesa sambil mengacak-acak rambut Viona
"Gila lo! gue juga mau pergi kali!" balas Viona langsung pergi meninggalkan Mahesa
"Gausah dipikirin!" teriak Mahesa
Viona mengangkat jempolnya dari jauh.
Kini, Mahesa sendiri di taman ini. Ia menatap kosong tempat yang tadi di duduki oleh Viona, gadis yang berhasil merebut hatinya, lalu dengan mudah mengembalikan lagi padanya, tanpa membalas apa isi hatinya itu. Mungkin ini memang yang terbaik, dan harusnya dari awal ia tak usah menyatakan cintanya pada Viona. Ia berharap semoga saja persahabatannya tidak akan berakhir setelah kejadian ini, dan kembali seperti semula. Jika persahabatannya itu berakhir, ia akan sangat sangat menyesal! Kenapa ia malah menyatakan cintanya pada Viona?! Baginya, lebih baik ia terus bersahabat dengan Viona tanpa harus memilikinya, dengann begitu ia masih bisa menjaga dan menyayangi Viona bukan?
Mahesa menghembuskan napas beratnya dan berlalu meninggalkan taman yang menjadi saksi luka di hatinya saat ini.

---------------------



Huaaaa, sedih banget ini author buatnya, eh ngomong-ngomong part selanjutnya mau apa? tentang Viona sama Alvin? Zaza sama Aga? atau Al sama Ray? atau atau atau Silvia sama Stev?!!
Ah yasudah, author harap kalian para pembaca menempatkan jejak disini, komentar gitu^^. Jangan jadi silent reader! Haha.
Eh tapi yang lebih penting kalian jadi KEEP VISIT aja dah! terus baca cerbung ini yeaa!!
Muacch!!

Ohhiya, tolong promote ini cerbung ya, hehe. MAACIH!