Sabtu, 07 Maret 2015

(NITANAYOUNG!) I must know the truth, this love right? -Part 7

 Hai! cekidot!


-Part 7


Alvin melihat-lihat keadaan sekitar, mencari satu orang yang tadi bersamanya. Namun nihil, orang itu tak juga dapat ia temukan. Akhirnya, ia memutuskan untuk menuju tempat parkir, 'bisa saja orang itu ada di tempat parkir setelah hilang darinya'. Ia berjalan sambil menari-narikan fokus matanya kemana-mana. Tap! ah fokus matanya berhenti pada satu titik, ia melihat seorang gadis yang cukup di kenalnya.
"Hai" sapa Alvin ketika sudah berada di depannya
"Eh, hai" balas si gadis
"Ngapain?"
"Refreshing aja, eh lo ga sekolah?"
"Lo bisa liat kali gue ga sekolah, lo sendiri?"
"Lo juga bisa liat kali gue ga sekolah" kata si gadis
"Ya deh, serah lo. Ko pake baju sekolah?"
"Niatnya sih mau sekolah, tapi bete, yaudah gue muter-muter Jakarta, dipikir-pikir cape juga. Ya gue kesini, shopping sekalian makan"
Alvin mengangguk-anggukan kepalanya.
"5 jam gue muter-muter Jakarta ditambah macet" lanjut gadis itu, Viona.
"Gimana kalo lo temenin gue?" ajak Alvin, entah kenapa Alvin berkata seperti itu, spontan pula.
Gadis itu, ya Viona. Mengeryitkan dahinya.
"Eh, gini, tadi gue kan bareng Acha kesini. Pas tadi keluar dari Time Zone dia ilang. Lo mau temenin gue nyari dia?"
Viona mengangguk mengerti,
"Tapi gue beli baju dulu, yakali gue pake baju sekolah, kelliatan banget mabalnya"
"Yaudaaah, ayo" ajak Alvin langsung menarik pergelangan tangan Viona menuju pintu masuk mall ini.

Viona telah memakai baju kaos lengan pendek berwarna biru laut dengan celana jins panjang. Setelan baju pilihan Alvin.
"Tuh kan, cocok banget dipake sama lo"
"Iya deh iya, makasih" kata Viona
"Sama-sama, eh gue harus cari Acha kemana ya?" tanya Alvin
"Acha itu siapa?" tanya Viona hati-hati, sebenarnya dari awal dia penasaran, Acha itu siapanya Alvin. Ingin sekali ia bertanya, 'Acha itu siapa lo?' tapi gabisa, malah pertanyaan itulah yang keluar dari bibirnya.
"Adik kelas kita, masa gatau?"
"Ga" jawab Viona ketus, menyari nada bicaranya Viona langsung kembali berkata, "Kemana nih nyarinya?"
Alvin mengangkat bahu. 'untunglah Alvin tidak menyadari nada bicaranya tadi yang sangat-sangat ketus, dan semua orang pasti akan tau kalau itu nada cemburu, ya dirinya cemburu.'
"Telpon dong" lanjut Viona
"Gue gapunya nomer handphonenya, lo taukan, gue juga baru kenal sama dia" ucap Alvin sambil merogoh ponsel di saku celananya yang tadi bergetar.
"Eh, ini Acha sms. Katanya dia pulang duluan di jemput kakanya, aissh"
"Yaudah, dia udah pulang kan?. Gue mau makan ah, laper tau" kata Viona sambil berlalu, mengingat tujuannya kesini, 'mau makan'.
"Eh tunggu," tahan Alvin "Jalan sama gue yu? kan tadinya gue mau nonton habis dari timezone, dia malah pulang" lanjutnya
Viona diam, "APA?!" dalam hatinya ia berteriak.
"Boleh, makan dulu ya" kata Viona mengontrol detakkan jantungnya yg tidak beraturan.

---------------------

"Za, Al, gue ke perpus ya, mau ngembaliin buku" pamit Via
"Iyaa, kita duluan ke kantin" sahut Zaza
Via mengangkat jempolnya, kemudian berlari menaiki tangga menuju perpustakaan. Ketika ia menaiki tangga terakhir, ada sepasang kaki di hadapannya. Segera ia mengangkat kepalanya,
'STEVVVV?!!!!" kagetnya dalam hati, 'calon pacar gue' lanjutnya mengingat percakapan Stev dan teman-temannya di kantin.
"Via, heyy, vi" kata Stev mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah Via
"Eh" Via tersadar
"Bengong mulu," ucap Stev
Via nyengir, "Gue ke perpus dulu ya. Bye!"
"Eh, Vi!" tahan Stev sambil memegang pergelangan tangan Via.
'wah bener nih dia mau deketin gue' batin Via
"Apa?" tanya Via
"Emm, itu, emm, eh.."
"Apaan sih?"
"Pulangbarengyu"
"Ngomong apaan? jangan cepet-cepet"
"pulangbarengsamague"
"Hah?"
"PULANG BARENG SAMA GUE, MAU?" ucap Stev sangat jelas dan keras
Via menutup mulutnya dengan salah satu tangannya yang bebas, para murid yang mendengar teriakan Stev langsung memusatkan perhatian pada keduanya.
"Jelas? kedengeran?" tanya Stev sarkatis
"Bukan kedengeran lagi mas!" ucap Via tak kalah sarkatis
"Gimana? mau?"
"Bolehlah"
"Yaudah, sana katanya mau ke perpus" suruh Stev
"Tangan lo tuh masih pegangin tangan gue" kata Via cuek
"Eh maaf" ujar Stev langsung melepaskan genggaman tangannya.
Via segera pergi dari situ dengan pipi yang memanas.
"BUBAAAAAAAR" teriak Stev pada murid-murid yg memperhatikannya.
Para murid yang sebagian besar kelas X itu, langsung pergi kalang kabut.
Stev tersenyum manis, "awal yang baik" gumamnya

----------------

DUGGGG!!
"Awww"
"Al! lo gapapa?"
"Aduh sakit banget kepala gue za"
"WOY! SIAPA YANG BERANI NIMPUK KEPALA TEMEN GUE PAKE BOLA BASKET?!" teriak Zaza emosi
"Aduuh, maafin gue. Ga sengaja sumpaaah!!!" ucap sang pelempar, Ray.
"Member geng ARS'A sialan" ucap Zaza melotot 
"Za anter gue ke UKS" kata Al
"Heh! Ray! Anter temen gue ke UKS, obatin dia!" perintah Zaza
"Engga ah, lo aja"
Zaza makin melotot. "Cepet!"
"Iya deh iya, iya" sahut Ray
"Bisa berdiri?" tanya Zaza pada Al
Belum Al menjawab, Zaza kembali bersuara,
"Gendong dia!" perintah Zaza pada Ray, sekali lagi.
"Eh, gausaaaah" teriak Al tak karuan, karna kini tubuhnya sudah di gendong oleh Ray.

--------------------

Via mencari kedua sahabatnya, Zaza dan Al dikantin, karna Viona tidak mungkin ada disini, tadi Zaza sudah memberitahunya bahwa Viona sedang sakit. Tapi ia tidak menemukan kedua sahabatnya, karna ia sangat lapar, ia memutuskan membeli nasi goreng, dan membawa pesanannya ke meja yang masih kosong, sendiri.
Via memakan pesanannya sambil mencak-mencak,
"Zaza, Al, kemana sih?!"
"Gatau apa gue nyariin!"
"Gatepat janji!"
"Ih ngeselin!"
"Tadi bilangnya duluan ke kantin!"
"Tapi sekarang gaada!"
"Berisik!" kata seseorang di depannya
Via beralih menatap orang didepannya,
"Eh siap..." bentakkan Via terpotong, ketika melihat siapa orang di hadapannya.
"Gue duduk disini boleh?" tanya orang itu
Via mengangguk heran.
"Ngapain lo ngomel-ngomel?" tanya orang itu lagi
Via nyengir, "Zaza sama Al  nyebelin! , gue jadi makan sendiri" kesal Via
"Sekarang kan ada gue"
Via memutar bola matanya, "iyadeh"
"Temen-temen lo kemana?" lanjut Via
"Aga sama Alvin gamasuk, Ray lagi main basket tadi. Gue juga sendiri" jelas Stev
"Oh"
"Lo juga sendiri kan? sendiri sama sendiri, jadian yu?" kata Stev polos
"Uhuk,,uhukkk." Via tersedak, baru saja ia akan meminum jus jeruknya.
"Minum lagi vi jusnya" kata Stev sambil meminumkan(?) kembali  jus yg tadi Via minum pada Via. *belibet amat ini bahasa, maklum author males mikir buat kalimat yg efektif*
"Lo ngomong apa tadi?" tanya Via setelah baikan
"Kita jadian" ucap Stev tanpa beban
"Gila lo!" sahut Via sambil menimpuk kepala Stev dengan sendok
"Haha, gue bercanda ko, seriusnya mah nanti" ujar Stev
"Maksud lo?!"
"Ya nanti aja gitu, nanti, ya nanti, kapan-kapan, masa mendatang, atau kapan ya, nanti aja kapan eh apa ya?" ucap Stev sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal *Author lagi gila, jadi pemerannya juga ikutan gila, biarinlah ya terserah gue!;((*
"Serah lo deh!"kata Via sambil menyuapkan nasi gorengnya kedalam mulutnya dengan kasar
Stev tersenyum bingung,
"Gue balik ke kelas dulu ya, otak gue rada bermasalah, hehe. Daaah" pamit Stev
Via tak perduli, ia meneruskan makannya dengan perasaan campur aduk, senang, kesal, bete, yah kira-kira seperti itulah.

------------

"Udaaaah, turunin gue disini ajaaaaaa!!!" teriak Al di sepanjang koridor. Namun, Ray tidak mendengarkannya, ah tepatnya tidak peduli dengan teriakannya.
"Aisssh" desis Al setelah tubuhnya dibaringkan diatas tempat tidur UKS.
"Gue bilang turunin daritadi" gumam Al pelan
"Lo gapapa?" tanya Ray
Al menggeleng.
"Ada yang sakit?"
Al mengangguk
"Yang mana?"
Al menggeleng
"Masa gatau?"
Al menggeleng lagi
"Serius?"
Al mengangguk
"Eh lo kenapa sih? daritadi ngangguk geleng ngangguk geleng?' tanya Ray sarkatis
Al menggeleng lagi.
Tiba-tiba Ray membulatkan matanya, 'astaga, apa ia telah membuat anak orang jadi kaya gini gara-gara lemparan bola tadi?'
"Al?! lo gapapa? lo sehat-sehat aja??" tanya Ray panik sambil mengguncang-guncangkan tubuh Al
"IH APA-APAAN SIH LO?!! GUE CAPE NGOMONG TAU GAK?! GUE DARITADI TERIAK-TERIAK, TAPI GAK LO ANGGEP!!" teriak Al
Ray segera berhenti mengguncang-guncangkan tubuh Al.
"Maaf, gue refleks. Si Zaza sih suaranya kenceng banget, jadi gue langsung gendong lo, dan tujuan gue cuma satu, bawa lo ke UKS" jelas Ray agak kaku
Al menghembuskan nafasnya.
"Pusing" rintih Al sambil memegangi kepalanya.
"Tunggu, gue ambil kompresan, sekali lagi maaf, jidat lo biru, hehe"
"Yaudahlah" balas Al cuek, ia sudah capek mungkin.


"Udah mendingan?" tanya Ray setelah selesai mengobati lebam di sekitar dahi Al menggunakan kompresan
Al mengangguk, "makasih"
"Gue balik ya?"
"Disini dulu ya? bentar aja, gue takut sendirian" pinta Al
Ray mengangguk kemudian duduk dikursi sebelah ranjang Al.
"Maaf ya"
"Iyaaaa, bosen banget denger omongan lo"
Sudah dua puluh lima menit keduanya saling diam, Ray memaikan ponselnya, sedangkan Al? dia sudah tidur sejak sepuluh menit yang lalu.
Ray menyimpan ponselnya di sampin Al, hasratnya ingin ke kelas. Tapi bagaimana dengan gadis ini? Sejenak ia memandangi wajah gadis didepannya tersebut, yang sedang tertidur dengan wajah manisnya. Ray tersenyum tipis, lalu kembali memainkan ponselnya.

"Heh!" panggil seseorang, tepatnya kepada Ray.
Ray menolehkan kepalanya.
"Kebetulan! Za, lo temenin Al ya? dia takut sendirian katanya. Gue mau ke kelas, bosen disini"
"Heeu iya deh, makasih" kata orang itu, ya Zaza.
Ray segera berlalu meninggalkan ruang UKS.


------------------


Bagian ini gaada galaunya! Author lagi gamau bersedih hati!!!
bye!






Tidak ada komentar:

Posting Komentar