Selasa, 17 Maret 2015

(NITANAYOUNG!) I must know the truth, this love right? -Part 8

Ngaret banget bangetan? Iya tau, maaf yaaa.

 -Part 8

Gadis ini berjalan menuju tempat yang diperintahkan oleh seorang... ya seseorang yang tadi pagi. Ia berjalan santai sambil menikmati keramaian alun-alun kota. Tinggal 2 meter lagi kira-kira ia akan sampai. Tapi, kakinya menginjak sesuatu, sebuah amplop polos biru muda. Ia berjongkok sedikit untuk mengambilnya, ia perhatikan setiap sisi amplop tersebut, baru saja ia akan membuka amplop tadi, seseorang mengagetkannya.
"Hai!" seru seorang pria
"Eh, Aga!" sahut gadis ini sambil memukul pelan bahu pria yang mengagetkannya, Aga.
"Kaget ya? haha, maaf" ujar Aga
Gadis ini memutar bola matanya, "Terus mau ngapain disini?"
"Ikut gue masuk ke toko musik"
Gadis ini, Zaza mempasrahkan tangannya yang ditarik Aga.
"Lo pilih satu dari tiga alat musik yang ada disini" kata Aga
Zaza menolehkan pandangannya kearah Aga, sementara Aga hanya pura-pura tidak melihatnya.
"Cepet" katanya
Zaza memperhatikan tiga alat musik yang ada di depannya, gitar, drum, dan piano. Ia memperhatikan ketiganya dengan seksama, ia menganggukkan kepalanya sebentar.
"Gue mau piano" ucap Zaza
Aga menjentikkan jarinya, "Sekarang ikut gue!"
"Kemana?"
"Lo gaperlu tau, yang pasti lo akan kembali dengan selamat" ucap Aga lalu mengajaknya keluar dari toko musik itu dan masuk kedalam mobilnya.
Zaza tersenyum tipis, 'Oh God! kenapa gue gabisa nolak, kenapa gue gabisa bersikap kaya biasanya, mana jiwa tomboy gue, yang gamau diperintah-perintah tanpa gue tau alasannya'

-----------------
Aga menghentikan laju mobilnya,
"Ini dimana?" tanya Zaza melihat banyak pohon dan bunga dimana-mana
"Ayo turun" ajak Aga menghiraukan pertanyaan Zaza
Aga segera membuka pintu mobilnya, begitu juga dengan Zaza. Mereka berjalan bedampingan memasuki tempat tujuan Aga, sementara Zaza hanya mengikuti arah langkah Aga.
Mereka menaiki sebuah bukit yang paling tinggi, Zaza sedikit mengeryit, 'ia takut ketinggian'
"Jangan takut" kata Aga
Zaza menelan ludahnya, "E..e..ngga ko"
Aga berdiri di belakang Zaza, "Naik, gue jaga lo dari belakang"
Zaza menaiki bukit itu dengan hati-hati, 'Kenapa gue gabisa nolak???' teriaknya dalam hati
Akhirnya, Zaza menghembuskan nafas beratnya.
"Duduk" suruh Aga sambil menepuk rumput hijau yang ada disebelahnya.
Zaza mengikuti perintah Aga, "Dua menit lagi, ah pas! Liat!" seru Aga menunjuk kearah depan,
Zaza membulatkan matanya, "Sunset?" teriaknya
Aga mengangguk sambil tersenyum manis, sangaaaaat manis.
Zaza bertepuk tangan pelan, ia melihat bagaimana akan turunya matahari kedasar, memperlihatkan warna jingga keeemasan.
Aga mengacak pelan rambut Zaza. "Lo ga setomboy yang gue kira" ujarnya
Zaza tertegun, lalu dengan cepat ia kembali tersenyum. "Haha, gue tomboy karna gue punya alasan kali"
"Apa?"
"Gue gamau kaya mama gue, dia suka disakitin sama papah, dan dia gabisa ngelawan"
"Tapi keluarga lo keliatannya baik-baik aja"
"Papah gue kan udah berubah, dia jadi baiiiiik banget, Nah, alasan gue tomboy karena gue gamau disakitin cowok, kalo pun gue disakitin, gue harus bisa ngelawan, karna ga setiap cowok bakal berubah kaya papah gue kan? masa gue harus terus-terusan disakitin" jelas Zaza
"Gue gaakan nyakitin lo ko"
"Maksud lo?"
Aga berjalan ke sebelah kanan dan membuka kain hitam yang menutupi sebuah benda yang cukup besar. Sebuah piano, ia mulai menekan tuts tuts berirama. Zaza mengeryitkan dahinya, kemudian berdiri di sebelah Aga. "Lo mau main?" tanya Aga masih sambil menari-narikan tangannya diatas tuts piano. Zaza menggeleng.

Since I’ve known you babe
You brought a light for me 
The taste of your sincerety 
Build me a world to believe
But still there’s a doubt In you for lovin’ me  
Know deep down inside You see what’s in me 
Be my lady, be the one
And good things will come to our heart 
You’re my lady, you’re my one  
Give me chance to show you love

(Be my Lady - Sandy)


Aga memulai mengeluarkan suaranya, sebuah nyanyian indah, ya tepatnya suaranya yang indah bisa membuat semua orang yang mendengar tersentuh hatinya. Apalagi gadis yang sedang berdiri di sebelahnya ini, ia mematung diam. Mengartikan setiap lirik yang keluar dari mulut pria di sebelahnya. Ia gugup, beku, dan lidahnya kelu. Ia mulai memikirkan hal-hal yang lain, bahwa lagu ini untuknya. Aga mengungkapkan perasaannya, dan menginginkan dirinya lebih dari sekedar teman ataupun sahabat bagi Aga. Ah bagaimana pun, ia merasa bahwa lagu ini untuknya.

"Gue sayang sama lo" ujar Aga setelah menyelesaikan lagunya
Zaza menahan nafasnya, "Lo mau jadi pacar gue?"
"Hah?" Zaza sedikit kaget, apa yang ia pikirkan benar adanya
"Lagu ini buat lo" ujar Aga
Nafas Zaza tercekat ditenggorokkan, tepat sekali, lagu ini untuknya.
"Serius" ucap Aga
"Buktinya ada di belakang lo"
Zaza segera menggerakkan kepalanya kebelakang, nafasnya benar-benar tercekat, ia tak menyangka akan seindah ini, ia tak menyangka inilah kisahnya, 'I Love You' kata-kata yang terukir indah disebuah papan yang ditulis menggunakan mawar merah dan putih.
"Lo mau jadi pacar gue? gue gaakan nyakitin lo, kapanpun itu, gue siap ada disamping lo, gue sanggup jaga lo, gue...."
"Stop, lo gaperlu banyak janji" potong Zaza
"Zalika Vega maukah lo jadi pacar Raga Jonathan?"
Zaza mengangguk malu, "Gue Zaza Vega mau jadi pacar Raga Jonathan" ucap Zaza dengan semburat merah menghiasi wajahnya, "Makasih...." ucapnya
"Lo gaperlu bilanga makasih, gue yang harusnya bilang makasih. Makasih udah nerima gue"
"Makasih buat semuanya, lo pasti cape banget buat ini semua"
Aga memeluk Zaza sambil tersenyum bahagia, begitupun dengan Zaza. "Lo langsung balik belakang dan dadah kearah tengah" bisik Aga dalam pelukannya "satu,dua,tiga"
Mereka langsung menghadap kebelakang dan melambaikan tangannya dengan senyum bahagia menghiasi kedua wajah mereka.
Matahari pun benar-benar tenggelam dan menyisakan warna jingga keemasan yang sedikit-sedikit mulai memudar tergantikan biru malam.
----------------

"Ah! udah pagiii!!" seru Zaza sambil merenggangkan otot-ototnya
Ia kembali duduk diatas kasurnya, ia membayangkan kejadian tadi malam. Betapa indahnya, sangat sangat indah. Eh tunggu, ia teringat akan amplop biru muda yang ditemukannya. Ia segera mengubek-ubek isi tas yang kemarin dibawanya. "Ah! dapat!"

Dear, Pacarku...

Hallo! gue tau lo bakal kelupaan buka amplop ini, isinya surat dari gue! Gimana semalem? apa gue kurang romantis? Ah gue tau kita belom pdkt-an ya. Kita suka berantem kan? Ya lo tau sendiri geng ARS'A sama geng VAS'Z itu musuh berat. Tapi geng kita udah lama ga berantem, terakhir tuh kelas 2 semester 1, iyakan? Mungkin sibuk masing-masing ya. Dulu waktu kita awal kenal, awal musuhan. Pas kita tubrukan di koridor perpustakaan, pas kelas satu, gue udah suka sama lo kali! haha.
Makasih udah mau nerima gue, ehh ngomong-ngomong kenapa lo mau nerima gue? Oke ntar lo harus jelasin ke gue di sekolah, gamau tau!
Gue sayang sama lo! Gue sayang sama lo! Gue sayang sama lo!

Lo bingung kan, gue udah buat surat kaya gini, sebelum gue nembak lo lagi. Dan tentunya sebelum lo nerima gue. Lo tau alasannya? Entah, gue juga gatau, Gue yakin aja lo bakal nerima gue. Makasiiiiiih!!!

Love you,'
Aga,,

Zaza tertawa kecil setelah membaca surat, atau tepatnya amplop biru muda yang ia temukan kemarin. Pengirimnya Aga, pacar barunya. 
"Romantis banget!" teriak Zaza
"Eh, kok gue alay sih? apa-apaan, berasa cewek banget ih iywhh!!"
"Ah! tapi gue seneeeeeeeeng!!!!"

-----------------------


Next?!

2 komentar:

  1. Ahmazaa? Aamiin deh, wkwk.

    Ohhiya buat semuanyaa, maaf belom dilanjutt!! Doain aja semoga modem gue ketemu oke;(?:)

    BalasHapus