Selasa, 03 Maret 2015

(NITANAYOUNG!) I must know the truth , this love right? - Part 6

Gaakan banyak bacot! langsung baca aja noh!



Facebook        : Nita Yoonita Hanifah
Twitter           : @gbhnmnb @nitaahaniita_ (Lagi ga aktif)
Line                : @nitaahaniita
PIN                 : 7FCAA2C8
IG                   : @nitaahaniita
Ask.fm            : @nitaahaniita


-Part6

Sudah kesepuluh kalinya gadis ini mendapatkan sebatang mawar putih dari secret admirernya, emm Aga mungkin, ya begitulah kata Silvia sembilan hari yang lalu. Sengaja hari ini ia datang lebih pagi, sangat pagi malah. Pukul 5.51. Ia ingin mengetahui siapa secret admirernya secara langsung, walau tidak begitu ingin.
Ia melangkahkan kakinya santai menuju kelas, dilihatnya suasana sekolah saat ini. Sangat sepi, dingin, dan sunyi. Mungkin hanya ialah satu-satunya manusia yang ada disini, ah tidak bersama penjaga sekolah tadi yang telah membukakan gerbang untuknya. Satu meter lagi, ia akan segera sampai di kelasnya, ketika seorang pria keluar tepat dari dalam kelasnya dan belok kearah kanan. Ia memperhatikan pria tersebut dari belakang, perawakannya memang benar seperti Aga. "Apakah benar?" pikirnya.
Ia segera berlari kedalam kelasnya, sebatang mawar putih telah tergeletak anggun diatas mejanya, seperti biasa. Ia mengeryitkan dahinya, "Apa bunga ini ada hubungannya sama cowok tadi?".
Tiba-tiba pintu tertutup, sontak ia melihat kebelakang dan berlari kearah pintu. "Hey buka! ada orang disini!"
Pintu kembali terbuka, keduanya, ia dan orang yang tadi menutup pintu saling bertatapan.
1 detik...
2 detik...
3 detik...
4 detik...
5 detik...
"Zaza?" akhirnya salah satu dari mereka bersuara
"A..a..a..ag..a..aga?"
Aga tersenyum lembut, "Ngapain pagi-pagi ke sekolah?" tanyanya
"Harusnya gue yang nanya elo, lo ngapain nutup pintu kelas gue?"
"Lo di dalem? dari kapan? gue galiat, sorry"
"Ganyambung, lo ngapain?"
"Pasti lo udah tau ya?" sahut Aga tak memperdulikan pertanyaan Zaza
"Tau apa?"
" Semuanya"
Gadis tadi, Zaza menaikkan sebelah alisnya.
"Lupain aja" ucap Aga
"Oh yaudah.."
Mereka kembali saling diam
"Emm.. za?" panggil Aga
"Ya?"
"Sore ini lo ke alun-alun kota, jam 4, gue tunggu lo di toko alat musik. Lo tau kan?"
"Ngapain?"
"Gue tanya lo tau kan?"
"Taulah, orang itu toko alat musik satu-satunya yang ada di alun-alun"
"Nah! gue tunggu, jangan telat!" kata Aga lalu pergi meninggalkan Zaza
"Lo ga sekolah?" tanya Zaza sedikit berteriak
"Ga, gue ada urusan! Penting banget!" balas Aga kemudian melanjutkan jalannya.
Zaza tersenyum tipis. "I'm fall in love?"
--------------

15 menit berlalu, Zaza masih duduk di kursi mejanya sambil memperhatikan mawar putihnya, bayangan Aga seketika terlintas di pikirannya.
"Za? ngelamun aja" ucap seseorang yang langsung membuat matanya bergerakkearah pintu masuk
"Eh, Vi" sapanya sambil melihat jam ditangannya. "Masih jam enam lebih dikit, ngapain udah disini?" lanjutnya
"Lo sendiri ngapain?" tanya Viona
"Pengen aja"
Viona menggedikkan bahunya. "Udah berapa kali lo dapet bunga itu? kok ga cerita sama gue?"
"Sama sekarang, sebelas kali"
"Ko kemaren-kemaren lo ga cerita sih kalo lo dapet bunga lagi?"
"Lo ada masalah ya?" tanya Zaza menghiraukan pertanyaan Viona
"Ko ngalihin topik pembicaraan?"
"Vi, gue serius. Jujur! cerita sama gue. Ini masalah sama Mahesa?"
Viona mengangguk lemah.
"Kenapa?"
"Za, gue gatau harus jawab apa ke Mahesa, gue bilang sama dia gue cuma nganggep dia sahabat ga lebih. Dia nanya, apa gue nolak dia secara tersirat. Gue bilang gatau, terus gue minta waktu tiga hari buat ngasih jawaban ke dia. Dia bilang gausah, dia minta lupain semuanya. Kita balik lagi kaya dulu"
"Jadi titik akhirnya?" tanya Zaza hati-hati
"Mungkin dia nganggep gue udah nolak dia"
Zaza mengelus pundak sahabatnya itu, "Lo bisa cerita lebih banyak sama gue vi"
Viona menghembuskan napas beratnya.
"Gue bener bener bingung, gue gayakin sama hati gue. Gue gabisa nolak maupun nerima dia. Harusnya Mahesa itu gausah suka sama gue, gausah nyatain cintanya sama gue, kalo perlu gausah kenal sama gue. Gue ngerasa serba salah, kenapa gue gabisa nerima dia? Ya jawabannya Alvin, gue berharap sama Alvin za, bukan Mahesa. Tapi kalo gue nolak dia, gabisa za,  dia cowok baik dan dewasa, dia bisa ngertiin gue, bahkan dia sangat sangat baik, walaupun nyebelin bagi gue. Dia ga pantes nerima penolakkan. Gue jahat za!" ujar Vio mulai terisak
"Ya, Mahesa cowok yang baik vi, dengan baiknya dia nerima keputusan lo yang gajelas ini. Lo harus kasih kepastian ke Mahesa, mau lo itu apa. Dengan begitu lo gabakal begitu nyakitin hati Mahesa. Sekarang lebih baik lo tenangin pikiran lo, yakinin hati lo. Lo bener-bener butuh istirahat. Saran gue, gapai yang ada di depan lo vi, jangan gapai hal yang ga pasti, bahkan jauh dari jangkauan lo. Hari ini gausah sekolah dulu. Pulang sana" ucap Zaza
Viona mengangguk.
"Jangan nangis, cengeng banget si lo!"
Viona segera menghapus airmatanya.
"Gue anter sampe depan, tenang nanti gue tulis lo sakit di absen." kata Zaza
"Makasih za, makasih banget" ucap Vio tulus
"Sama-sama, lo bawa mobil?" tanya Zaza
Viona kembali mengangguk.
Zaza dan Viona jalan berdampingan, sekolah masih cukup sepi. Mereka berjalan menuju tempat parkir, hanya ada mobil Vio dan beberapa motor disana.
"Hati-hati Vi, lo masih kuat kan buat nyetir?"
"Kuatlah! sekali lagi makasih ya zaaa" ucap Vio sambil memeluk Zaza hangat
"Iya sama-sama, ih gue gasuka dipeluk-peluk" sahut Zaza namun tidak melepaskan pelukan Vio
"Haha, kali-kali lo jadi cewek dong! kita pelukkan gini, lagian ini pelukan terimakasih dan kasih sayang seorang sahabat za. Bukan pelukan antara cewek - cewek alay yang buat elo geli!" tutur Vio sambil melepaskan pelukannya perlahan.
Zaza tertawa kecil.
"Bye"
Viona melajukan mobilnya keluar sekolah.

----------------

"Om Jo! gue minjem gitar yang ini ya? Boleh dong?"
"Itu kan dijual, masa habis dipake terus dijual lagi?"
"Kalo gitu kasih buat gue aja?"
"Emang buat apa sih? itu gitar mahal"
"Buat ngeluluhin hati cewek om!"
"Oh keponakan om ini udah besar ternyata"
"Yaiyalah! boleh ya?"
"Minjem aja ya"
"Iyaaaa deh, makasih Om kuu"
Om Jo hanya tertwa kecil sambil mengangguk
"Semoga berhasil!" katanya

Setelah membawa gitar hasil pinjamannya, pria ini segera pergi ke suatu tempat yang cukup jauh dari tempat Om Jo tadi,. Setelah dua jam, akhirnya ia sampai. Lalu ia mengeluarkan semua bahan-bahan yang sudah ia siapkan sebelum pergi ke tempat ini.
Kemudian ia memulai rencananya, mengguntingg kertas, meniup balon, membentuk kata-kata indah dari bunga mawar merah dan putih, memasang handycam tepat di bagian belakang lingkup acaranya ini, namun bidikkannya menghadap ke depan. Setelah semuanya ia rasa beres, ia kembali ke rumahnya. Sebelumnya ia sudah menyuruh tiga penjaga tempat ini untuk menjaga tempat yang sudah dihiasnya.

-------------------

Alvin asyik bermain psp di tangannya, hari ini ia tidak bersemangat untuk pergi sekolah. Sudah tiga jam ia bermain dengan pspnya, di pikir juga bosan. Akhirnya ia memutuskan untuk ke rumah kaka sepupunya, Ka Liyan.
"Ka Liyaaaaan" panggilnya langsung memasuki rumah tersebut tanpa mengetuk pintu dahulu duduk di kursi ruang tamu
"Apaan sih? datang-datang tuh ketok pintu dulu, ngucapin salam" rutu pemilik rumah ini  yang baru menghampirinya, Ka Liyan.
"Eh, Om sama Tante kemana?"
"Keluar kota"
"Jadi kaka sendirian dirumah?"
"Engga, ada temen kaka sama adiknya"
"Dimana?"
"Taman belakang, kepo banget sih!"
"Yee, biarin!"
"Ga sekolah? makin bodo dong kamu"
"Makanya gue ga sekolah itu karna gue udah pinter!"
"Bodo amat!"
"Yee, serah lo lah ka!"
"Ngomong-ngomong ngapain kamu kesini? ada butuhnya ya?"
"Engga, mau refresh aja"
"Ada masalah ya?"
"Tau deh, ayo ah ke taman belakang mau liat temen kaka itu, cowok cewek?" ajak Alvin sambil menarik tangan Ka Liyan
"Cewek"
"Cantik ga?"
"Cantikkan kaka"
"Oh berarti jelek banget dong"
"Kenapa?"
"Yah kan cantikkan kaka"
"Oh maksud kamu kaka ini jelek, jadi kalo masih cantikkan kaka, temen kaka itu jelek banget?" sahut Ka Liyan melotot sambil melepas cekalan tangan Alvin dan memukul bahunya
"Bercanda kaaaa" kata Alvin cengengesan
"Ini nih temen kaka" ucap  Ka Liyan setelah sampai di taman belakang
"Fila, kenalin ini Alvin sepupu aku"
"Alvin" Ucap Alvin
"Fila" ucap temannya Ka Liyan itu sambil menyalami Alvin
Alvin menolehkan pandangannya pada gadis yang tepat berada di samping Fila.
"Acha?!" kagetnya
"Ka Alvin?!"
"Loh kok disini? Ga sekolah?"
"Engga, lagian hari ini guru kelas XI rapat, kaka sendiri?"
"Engga, males!"
"Eh, kalian udah saling kenal?" tanya Ka Liyan
"Dia ade kela gue ka" sahut Alvin
Acha mengangguk
"Ini kakak aku ka Alvin" sahut Acha menunjuk kakanya, ya Fila.
Alvin mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Kaka-kaka aku mau bawa Acha jalan boleh?" tanya Alvin tiba-tiba pada Ka Liyan dan Ka Fila
"Gimana?" tanya Ka Liyan pada Fila
"Boleh asal jangan lama-lama"
"Ih ko bawa aku jalan?" tanya Acha
"Bosen ah, butuh refreshing, tadinya mau sama Ka Liyan tapi ada temennya, yaudah sama kamu. Lagian kamu cuma nemenin kaka kamu kan? ga ikut apa-apa? gaberguna banget!" kata Alvin langsung menarik tangan Acha

-------------



Haloo?!!!!! Vio kaciaan ih kaciaaan, dia lagi galaaauuuuu. Eh, Alvin jalan sama Acha? mereka berdua bisa makin deket dong? kalo mereka jadian?  Terus Vio gimana? apa Vio jadinya sama Mahesa? Em, Aga mau ngapain ya??!! Kayanya Zaza bakal happy nih ye!
Yaudahlahya tunggu kelanjutannya aja kalo penasaran! add medsos gue dong para pembacaa! kita kenalan!! haha.



bye! mwah!






Tidak ada komentar:

Posting Komentar